Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 10


Note : Cerita ini mengandung unsur BB++ yang cukup parah, mohon bagi yang belum cukup umur silahkan membaca cerita laiinya...

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 10
( Main Ke Rumah )

Cover Remake by : Komapen
Penulis : HidupBerontak

Singkat cerita kemarin setelah main kerumah dimas kita semua pulang dan gak kerasa kita udah beres UTS (Ujian Tidak Sendirian) alias nyontek,

*napa?? protes?? kaya ga pernah nyontek aja lu semua..*

Hari ini adalah hari terakhir UTS seperti biasa ane duduk di kursi kelas sambil baca komik kesayangan ane, dan ga lama 2 cewe bawel dan 1 cowo bego dateng bersamaan.

"woeeeee sendirian aja awas kesambet" Kata dimas sambil nyengir
"gak bakal" kata gue nunjuk Mbah Bram sambil baca komik
"tau deh yang temennya kuat sekarang" kata dimas nyengir
"udah sarapan wil?" kata Tiara
"sejak kapan gue pagi-pagi sarapan raaaaa" kata gue nengok ke dia
"yaudah nih aku bawa bekel lebih makan bareng yu" kata Tiara
"ahhhh cieee cieeeee ehem perhatian banget" kata Nanda ketawa.
"apaan sih....... barengan maksud aku ayo" kata Tiara buka bekelnya sambil naro di meja
"hemmmm barengan toh di kira buat pangerannya aja" kata dimas nyindir
"lu kalo cemburu bilang aja napa" kata gue nutup komiknya
"dih males banget cemburu kan gue ada nanda, iya ga cantik" kata dimas naikin alisnya ke nanda
"dihhhh males banget ogahhhhhh" kata nanda ambil roti dari bekelnya Tiara
"dah dah pada ribut ayo makan dulu kan kita mau UTS" kata Tiara
"gue ambil satu ya ra" kata gue ngambil rotinya
"iya udah ambil aja sih" kata Tiara senyum

Kitapun makan bareng pagi itu gak sih judulnya mah sarapan dan tumben aja baru kali ini dia bawa bekal dan juga nawarin ke kita kan sesuatu banget sih. Setelah kita beres makan ga lama guru dateng dan membagikan soal dan kertas jawaban ke semua murid. Seperti biasa ane pasti minta jawaban ke si Tiara dan dia selalu ngasih ga bisa nola, jadi dengan mudah ane ngerjain soalnya. Gue pinterkan? jelas nilai gue selalu 8 kalo nyontek dia makasih Tiara. Jam istirahatpun tiba dan seperti biasa nih kita jajan ke mas jo (nama asli) yang gue juga baru tau namanya ga lama ini.

"Mas jo biasa ya 4" kata gue
"oke dek siapppp" kata mas jo
"gue bosen nih abis ujian libur 2 minggu ngapain ya?" kata Tiara
"iya ya bener liburan lagi mau keluar jauh pasti ga boleh" kata nanda mikir
"nahhhh gue punya ide" kata Tiara
"apaan tuh ra" kata nanda gue sama dimas ngeliatin aja
"Kita nginep bergiliran" kata Tiara
"HAHHHHHH?" kata gue sama dimas
"iya misal 4 hari di rumah wildan, 4 hari di rumah Dimas sisanya di rumah gue sama nanda gimana?" kata Tiara
"boleh aja sih tapi gue ijin dulu" kata nanda
"Gimana dimas sama wildan?" kata Tiara
"gue sih ga masalah" kata gue
"kayaknya sih gue juga boleh apa lagi di rumah wildan" kata dimas
"bayar nyet enak aja gratis" kata gue
"lo juga pernah nginep gue anjing bayar lah" kata dimas
"kan yang nyuruh bokap lu bukan elo" kata gue
"oh iya ya bener juga kan rumah bokap gue ya" kata Dimas gobloknya emang keterlaluan
"jadi rencana mulai kapan ra?" kata Nanda
"mulai hari ini gimana?" kata Tiara
"hah serius?" kata gue
"serius tapi di undi buat rumah pertama siapa" kata Tiara
"oke ga masalah" kata dimas
"oke bentar aku minta kertas sama pulpen dulu" kata nanda minta ke mas jo soalnya pasti ada

Nanda nulis nama kita masing-masing terus di gulung kecil kecil terus di kocok nanti terus blow deh..hahaha..gak..bukan gitu..kertasnya yg keluar maksud gue maklum otak gue kacau.

"nih kita undi ya yang namanya keluar berarti kita nginep disitu oke?" kata nanda
"oke siap" kata gue

setelah di kocok akhirnya blow dan keluar nama "WILDAN" dalem hati gue "ASELOLE".

"Yes rumah wildan gimana nih jadi rencananya" kata dimas
"asik rumah wildan, kan gue belom pernah kesana ya" kata Tiara
"sama gue juga" kata nanda
"deuhhh semangat banget mau kerumah wildan" kata Dimas
"ihhhh apaan sih orang niatnya main yaaaa, yaudah gini abis sekolah lu berdua temenin kita minta izin sama ambil baju begitu juga selanjutnya nanti" kata Tiara
"nah bener tuh gimana cowo-cowo?" kata Nanda
"gatau gue gimana dia" kata gue nunjuk dimas
"kok gue? kalo gitu sih yaudah ga masalah" kata dimas
"oke keputusan sudah di buat ya ga boleh ada yang perotes apa lagi kamu wildan" kata Tiara senyum
"kok jadi gue? dasar cewe gila" kata gue cuek

Akhirnya bel berbunyi kami ber 4 masuk ruang kelas dan ulangan lagi kali ini gue isi jawaban sendiri tapi soalnya dari kertas jawaban ya bukan nyontek beda, ini soalnya kertas jawannya si Tiara jadi gue ga nyontek kalo nyontek kan diem-diem, terus buat esay kita ber 4 kerja kelompok, bukan nyontek kan? kita diskusi namanya. ya pokoknya begitulah, lagi ujian ane liat Mbah Bram malah tidur di samping ane bagus ga ngorok kalau ngorok ada suara horor gimana coba. Singkat cerita kita semua beres dan ngumpulin duluan dari yang lain dan pamit balik duluan. Pinter kan?

Kitapun (gue sama mbah bram) menuju ke rumah 3 orang ini buat minta izin sama ngambil keperluan masing-masing. Sampailah kita di rumah pertama paling deket rumahnya dimas dan ketemu bokapnya seperti biasa.

"pah aku sama temen-temen kan liburan ya boleh ga nginep di rumah wildan pah? 4 hari kita giliran tiap rumah" kata dimas
"oh gitu jadi tiap 4 hari giliran? hari ini di rumah wildan nih yang pertama" kata papanya dimas
"iya pah boleh ga?" kata dimas
"iya boleh, sok siap-siap ambil bajunya sama yang lainnya ati-ati ya" kata papanya dimas
"iya pah yaudah yu temenin ambil baju semua" kata dimas
"misi ya om kita ke kamar dimas dulu" kata kita
"iya iya sok mangga" kata papanya dimas

Kitapun seperti biasa naik ke kamarnya dimas buat mesum.... emmmmm gak..bohong gue..gak mesum ko, nemenin dimas ambil baju, seperti biasa aja kita semua duduk di karpet ngobrol sedangkan dimas sibuk ngambil bajunya. Setelah itu kita semua menuju rumah kedua rumahnya nanda, disana kita ketemu mamanya nanda ternyata dia cerita banyak tentang kita.

"Mah ini yang namanya wildan, tiara sama dimas mah" kata nanda
"oh ini toh temen-temen yang kamu ceritain" kata mamanya
"iya mah hehehe" kata nanda
"manis-manis ya ada apa kesini semua?" kata mamanya nanda
"jadi ginimah kan liburan nih mah boleh ga aku nginep di rumah wildan barengan semua kok tuh wildan udah ambil baju bajunya mah abis ini ke rumah tiara mah, boleh ya ya ya ya" kata nanda manja
"yaudah iya boleh nanti mama yang jelasin ke papa ya, dah sana ambil bajunya nanti mama anterin minuman" kata mamanya nanda senyum
"makasih mamaaaaaaa baik deh" kata nanda meluk mamanya

Sambil jalan ke kamarnya nanda kita masuk pertama kali kamar cewe nih, gila rapih banget wangi lagi ga kaya kamar gue baunya cowo banget ini sih wangi sumpah bersih banget.

"wil tadi denger ga kata mamanya? gue katanya manis" kata dimas
"yang gue denger tadi tuh "KALIAN" bukan "ELO", budeg lu ya?" kata gue
"iya sih, yaudah sih biarin gue seneng napa sih" kata dimas
"ga rido gue lu seneng sumpah" kata gue

Nanda pun ganti baju pakai celana jeans panjang cukup ketat, tanktop sama kemeja..... YOI KAN.... mesum abis udah, dia beda banget sama di sekolah wangi lagi ini pakai parfum sama jam tangan sport yang belom pernah gue liat dan bakai sepatu merek niki (yang bener sih N*KE). tomboy juga nih anak gue pikir kan, gue liat dimas dia ngeliatin nanda juga.

"woeeee sadar woeee" kata gue nyolek dimas
"gile beda banget sama di sekolah bro" kata dimas
"iya tapi ga gitu juga kali liatnya gue tau dia cantik nyetttttt" kata gue mukul perutnya
"euhhhhhhh anak anjing sakit tai, gue lagi liatin cewe cantik juga" kata dimas

Nanda sama Tiara nyamperin kita berdua.

"dah siap nih yuk" Kata nanda
"Kalian berdua kenapa sih? itu dimas kenapa mukanya merah" kata tiara
"noh temen lu dari tadi ngeliatin nanda ga berenti" kata gue
"apaan sih lu wil anjing" kata dimas mukil bahu gue
"ohhhh gitu toh, pantes mukanya merah hehehe" kata tiara
"apaan sih ah udah ayo berangkat" kata nanda
"yaudah ayo berangkat dah" kata gue diri

Kita semua ijin sama mamanya nanda buat pergi dulu, Kita ber 4..gak sih tapi ber 6 *mbah bram sama nyai kan ikut juga* naik angkot menuju rumahnya Tiara kali ini memang searah sama gue makanya gue sama dia satu angkot terus, kita naik 2 angkot buat ke rumahnya Tiara. Sampai rumahnya Tiara untuk kali ini dia yang minta ijin ke mamanya buat nginep di rumah gue.

"mama ini temen-temen aku mah" kata Tiara
"emmmm ini Dimas sama Wildan?" kata nyokapnya
"aku wildan tante" kata ane salim
"aku dimas tante" kata dimas salim juga
"oh ini toh yang sering di ceritain sama tiara, yang kalian bisa liat juga yah heheh" kata mamanya tiara
"ihhhhh mama apa sih, ini Nanda mah" kata Tiara ngenalin nanda
"nanda tante" kata nanda salim
"halo cantik, oh ya pada ngapain kesini" kata mamanya senyum
"gini mah kan udah mulai libur nih ya, boleh ga mah aku nginep di rumahnya Wildan?" kata Tiara
"kamu nginep sendirian di rumahnya wildan?" kata mamanya senyum
"gak mah ihhhhh maksud aku ramean ini sama dimas sama nanda mah" kata tiara
"ohhhhhh ramean dikira sendirian hehehe yaudah boleh gih sana siap siap." kata mamanya
"asikkk oke mah, uang jajan?" kata tiara
"mau nginep berapa hari?" kata mamanya
"4 hari mah" kata tiara
"yaudah siap siap aja dulu uang jajannya nanti" kata mamanya
"oke mah, ayok" kata tiara ngajak
"misi tante" kata kita dan mamanya senyum doang

Kitapun menunggu dikamarnya Tiara sedangkan tiara ganti baju dulu didalem kamar mandinya, gak lama sekarang giliran gue yang ga abis pikir liat nih anak seksi abis..... Pake kaos putih tulisannya "I AM YOURS" di dadanya, pakai celana jeans pendek. baru keluar kamar mandi tuh taunya ada yang negor gue.

"woiii bagus sekarang ada jatuh cinta" gue denger sih suaranya dimas tapi gue ga gubris
"woi woi wildan woi sadar woi" gue denger kali ini suara cewe kayaknya suaranya nanda
"Tiara pacar lu kesurupan nih!!!" gue denger kayak suaranya dimas

Gue liat Tiara dateng nyamperin gue dan muka dia persis depan gue.

"woi wildan heloooo" kata Tiara
"hah? apa sayang" kata gue
"loh kok sayang? gue tiara" kata tiara
"huahahahahhahah sayang hahahahha polos banget anjing" kata dimas nampar muka gue
"hah hah ada apaan sih?" kata gue baru sadar
"tadi lu manggil tiara sayang tau, lu merhatiin tiara ga ngedip hahahahha" nanda ketawa puas banget
"hah masa?" kata gue bingung
"sumpahhh lu manggil tiara sayang demi apapun" kata dimas ketawa

gue liat Tiara senyum nahan ketawa depan muka gue.

"eh eh ga maksud ra sumpah sorry sorry" kata gue panik muka gue bego kali waktu itu
"hahaha gapapa wildannnnn dah ah aku siap siap dulu yah" kata Tiara senyum
"iya ra iya sorry ya" kata gue
"iya gapapa wildan ganteng" kata Tiara
"huahahahhaa muka lu kocak anjing kalo lagi jatuh cinta" kata dimas
"apaan sih nyet gue biasa aja kali" kata gue sok cuek
"biasa aja apaan muka lu liat merah gitu bego" kata nanda
"bodo amat ah gue ga peduli" kata gue sok cuek lagi sambil liatin mbah bram dia ngeliatin gue dalem hati gue bilang "apaan mbah?" kata gue dan dia cuman jawab "gapapa dek kok muka ade merah?" kata Mbah bram gue makin diem aja sama pertanyaan mbah bram kali ini

Mereka puas banget ngejekin gue gara-gara baru kali ini liat cewe seksi canti putih begitu kan mana udah akil baligh lagi bahaya betul. Gue liatin lagi si Tiara dia lagi ngiket sepatunya pakai spatu kets Adidos sama pakai topi hitam kebelakang dengan rambut pendeknya. Oke dia lebih tomboy dari pada nanda. Singkat cerita kita semua pamit ke mamanya Tiara dan menuju tempat terakhir rumah gue (karena belom siap buat ke akherat), sampai rumah seperti biasa nyokap bokap ada di ruang TV.

"mahhhhh" kata gue masuk rumah
"ehhhhh udah pulang rame nih ya" kata mama padahal gue baru buka pintu
"iya mah ini...." kata-kata gue di potong sama mama
"dimas, Tiara sama Nanda" kata mama
"loh kok mama tau?" kata gue bingung
"apa sih yang mama gatau udah gitu ada yang ngelamun gitu tadi" kata mama nahan ketawa
"bener tante hehehehe" kata Dimas nyeletuk
"diem ga lu" kata gue nginjek kakinya dimas
"pada mau ngapain kesini rame-rame" kata bokap senyum
"Mau pada nginep pah boleh gak? kalo ga boleh aku suruh pulang pah" kata gue
"kata siapa ga boleh gih pada masuk kamar kamu semua, nanti adek papa suruh tidur sama papa" kata bokap
"beneran boleh pah? tumben" kata gue bingung
"iyalah ini temen pertama kamu bawa ke rumah dah gih sana masuk, awas ngelamun lagi" kata papa senyum
"ampun deh pah, dah ah kita ke kamar dulu pah" kata ane jalan ke kamar
"iya ati ati ya anak orang heheh" kata nyokap
"IYA MAHHHHHH" kata gue agak kesel tau aja ampun deh.
"permisi tante om" kata Nanda sama Tiara
"iya cantik sok ke kamar wildan ya anggep aja rumah sendiri" kata nyokap
"iya tante" kata Tiara

Kita semua ke kamar gue dan ini temen pertama gue yang gue ajak ke kamar gue mana bawa 2 cewe suruh sekamar lagi padahal kan ada kamar lagi di sebelah kamar gue kenapa pada ga di suruh disitu aja yang cewe-cewenya. Dah ah segini dulu ane pegel, mau lanjut bakar-bakar ikan yang mau beli sendiri ya di supermarket. hehehe



Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 9


Note : Cerita ini mengandung unsur BB++ yang cukup parah, mohon bagi yang belum cukup umur silahkan membaca cerita laiinya...

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 9
( Dua Cewe Super Bawel )

Cover Remake by : Komapen
Penulis : HidupBerontak

Setelah kejadian di lapangan tadi kita ber 4 dan papanya Dimas ikut ke tempat latihan badminton buat ngejagain kita takut ada yang dateng lagi gara-gara musnahin jin tadi soalnya dimana ada jin kuat pasti ada yang lebih kuat. Ane masih liat Nyai Gun sama Mbah Yo masih kecapean dan sambil papanya Dimas menunggu kita dia mau nyembuhin tenaganya Mbah Yo sama Nyai Gun di luar lapangan.

"dah kalian masuk om jaga disini buat jaga-jaga ada yang dateng lagi" kata papanya dimas
"yaelah pah tuh Mbah Bram udah keren tenang aja napa pah" kata dimas
"kalian itu partner harusnya saling jaga gimana sih tuh liat Nyai Gun udah kehabisan tenaga gitu, dah kalian masuk om boleh pinjem Mbah Yo gak wildan, sama om mau di pulihin dulu" kata papanya wildan
"boleh om gapapa kok, Mbah Yo sama papanya Dimas dulu sebentar gapapa ya" kata ane liat ke Mbah Yo
"Baik dek Wildan" kata Mbah yo jalan kesamping papanya wildan
"Mbah Bram sama saya ya jangan kemana-mana saya mau olahraga dulu" kata ane
"baik dek Wildan" kata Mbah Bram membungkuk.
"dah kalian masuk sana beres latihan kalian ke rumah om ya main" kata papanya dimas
"iya om" kata gue, Tiara sama Nanda
"iya iya pah awas nyai Gun di apa-apain" kata dimas

kitapun latihan seperti biasa disana dan yang paling di geber adalah ane soalnya ane atlit di sekolah karena ane udah megang bulutangkis dari kelas 3 SD dan sering ikut kejuaraan (walaupun gagal juara terus sih). Selama Latihan 2 cewe ini bawelnya minta ampun marahin kita berdua gara-gara berantem mulu padahal kan baru 2x ya tapi bawelnya sejagat raya udah gitu suaranya pada cempreng kebayang ga sih. Setelah latihan kita ber 4 keluar lapangan dan menemui papanya dimas.

"dah nih pah latihannya" kata dimas
"oke deh ini Mbah Yo nya nak wildan sudah pulih sedikit energi dia terlalu banyak buat di balikin" kata papanya dimas
"iya om di balikin aja deh, Mbah Yo balik ke rumah kak Annisa aja udah gapapa kok kan ada Mbah Bram" kata ane
"baik dek wildan kalau butuh bantuan panggil saya kembali dek wildan" kata Mbah Yo
"iya iya mbah dah pulang dulu gih kasian cape" kata ane
"permisi Dek wildan" kata Mbah yo membungkuk dan menghilang
"dah kita semua kerumah om ya main ayo naik mobil" kata papanya Dimas

Kita semua naik mobil papanya dimas nyetir, dimas di depan sama papanya dan ane di belakang dan di tengah-tengah antara 2 gadis cerewet ini, mukanya Tiara sama Nanda masih manyun gara-gara kita berdua berantem padahal kan mereka berdua bukan kekasih kita ya lagian ane masih belom ngerti pacaran itu apa, wuz wuz wuz sampe deh rumahnya gak wuz sih suaranya yang bener Brum suara mobil soalnya cuman gitu deh biar asik. Sampai rumahnya kita semua turun dari mobilnya dan masuk kerumahnya.

"dah kalian ber 4 naik ke kamarnya dimas aja gapapa nanti om suruh mbok nganterin minuman ya, oh ya nak Tiara sama nak Nanda bisa lihat ya?" kata papanya dimas
"iya om bisa tapi ga punya kaya mereka" kata Tiara
"iya om sama cuman bisa liat aja hehehe" kata Nanda
"Enak ya liat setan?" kata papanya dimas
"gak om ga enak cape kadang mual" kata Tiara
"hahaha yaudah kalian naik gih, Mas papa pinjem dulu Nyai Gunnya, belum pulih itu" kata papanya dimas
"iya iya pah, kita naik dulu deh ya" kata Dimas
"iyaudah naik gih" kata papanya dimas dan Nyai Gun mengikuti papanya dimas

Kita ber 4 menuju kamarnya dimas, sampai kamarnya seperti biasa cewe-cewenya duduk di lantai dan gue tiduran di kasurnya dimas cuman dimas yang sibuk beresin tasnya bekas tadi.

"lu berdua kenapa manyun gitu dah?" kata dimas masukin tas ke lemari
"tau ah" kata Nanda
"tau lu berdua cepet tua kalau manyum mulu, cantik-cantik manyun" kata gue ngeliat 2 bocah ini, emang gue ga bocah ya? bocah sih.
"bodo amat abis berantem mulu" kata Tiara
"ya kan kita ga kenapa-napa" kata dimas duduk depan mereka
"iya tapi kalo kenapa napa gimana coba kemarin aja lu udah luka mas" kata Tiara
"ya kan kita masih idup tiaraaaa nandaaaa jadi tenang aja sih" kata ane duduk di depan tiara dan dimas depan nanda
"iya tau masih idup, tapi gimana coba kalau lukanya lebih parah, terus luka, temen kalian juga luka" kata Tiara makin manyun
"tau nih, gatau apa kita khawatir sama kalian berdua, apa lagi sampe kaya tadi bagus Mbah Bram dateng coba kalo engga, gimana nasib kalian" kata nanda
"kalo kalian kalah tadi kalian mati tau ga" kata Tiara
"mau luka lagi mas? bekas kemarin aja belum sembuh itu liat" Kata Nanda

Mereka ngoceh ga berenti-berenti kuping gue sama dimas kayaknya udah panas ga kuat serasa kayak setan di kasih ayat suci tau ga, akhirnya gue kasih kode ke dimas buat tutup mulutnya. Dengan sigap gue sama dimas bungkem mulutnya dan kita dorong ke lantan, jadi posisinya cewe di bawah kita di atasnya tapi kita nutup mulutnya. Kaya posisi major udah *upssss

"Lu semua bisa diem ga kuping gue panas sumpah" kata gue masih nutup mulutnya sambil natap matanya Tiara, kayaknya dia kaget.
"tau berisik lu teh ya berdua, bener kalo ada yang bilang cewe itu bawel ya kaya kalian berdua" kata Dimas bungkem mulutnya juga
"bisa diem ga please ngomong santai tenang pake titik kenapa sih" kata gue

Gak lama pintunya Dimas kebuka dan gue liat Mboknya dimas bawain minuman dan gue baru sadar posisi kita kaya orang mau nge S*X sedangkan nih cewe-cewe pake kaos tipis sama celana pendek sedangkan posisi anu sudah di depan "tempat" nya walau masih pake celana sih. Gue sama dimas sadar dan kita berdua duduk kaget sedangkan nih cewe-cewe masih dalam posisi tidur kaya tadi pas di dorong.

"emmmm misi den ga ngetok pintu ini minumnya" kata Mboknya ngasih nampan
"emmmm mbok... jangan mikir yang aneh-aneh mbok kita ga ngapain-ngapain" kata dimas takut
"gapapa den" kata Mbok ngasih minumnya ke karpet
"mbok bener deh kita ga macem macem sumpah" kata gue memelas gak sih sebenrnya panik soalnya posisinya sakral tadi.
"Gapapa den Mbok diem kok gak ngomong ke bapak, dah den lanjutin lagi ya" kata Mbok sambil nutup pintu
"Tapi Mbokkkk....." kata dimas

Gue sama dimas tatap-tatapan kaya kode yang sama "MAMPUS GUE", gue liat nih cewe berdua masih dalam posisi tiduran kakinya ngangkang, jelas selangkangannya keliatan jelas kan dengan paha putih mulusnya, tapi pas gue liat muka mereka sepertinya mereka nahan ketawa.

"apa lu berdua mau ketawa hah?" kata gue
"pffftttttt kalian berdua tuh" kata nanda masih nahan ketawa
"Ketawa dah sepuas lu gara-gara lu berdua tau ga" kata dimas
"hahahahhaha muka lu berdua kocakkk" kata nanda ketawa lepas
"ketawa lu ketawa puas" kata dimas kesel
"hahahah muka lu berdua langsung merah tau ga lucu banget udah gitu panik lagi" kata Tiara ketawa lepas juga
"bodo ah lu berdua sih bawel" kata gue kesel juga
"dah lu mending mandi gih ya, lucu banget" kata Tiara masih ketawa- ketawa
"dah ah gue mandi urus tuh cewe-cewe wil" kata dimas diri
"gue dululah yang mandi kan lu yang punya rumah nyet" kata gue mau diri di tahan sama Tiara
"udah biar dimas aja kamu sini dulu aja sih wil, lucu soalnya hahahah" kata Tiara
"mampus lu wil di tahan kan, gue mandi ah" kata dimas masuk kamar mandinya.

Tersisalah kita bertiga, terpaksa mau gamau gue ngobrol sama 2 bocah ini. Lagi ngobrol si dimas belom beres mandi lagi, si nanda izin mau ke toilet.

"ra toilet luar dimana nih dimas lama gue kebelet" kata nanda
"keluar kamar kiri terus lurus ada disana nah" kata Tiara
"oke lu berdua gue tinggal dulu jangan mesum lu" kata Nanda ketawa
"dihhhh males" kata gue

Gak sadar nih Tiara duduk di samping gue dan gue lupa ngabarin nyokap gue kalau gue main ke rumah dimas, akhirnya gue ambil HP jadul gue yang masih tebel pake ampun, jaman dulu hp masih ada antenanya ga kaya sekarang. Gue telfon deh mama dan gue suruh si Tiara diem dulu.

"mah Wildan lagi di rumah dimas ya mah main dulu" kata ane
"iya gapapa kok gimana udah ketemu Mbah Bram kan?" kata nyokap
"udah mah nih ada di samping aku mah" kata gue
"yaudah bagus deh, Mbah Bram samping mananya kamu ya?" kata mama
"samping kiri aku mah emang kenapa sih mah?" kata ane bingung
"gapapa kok hehe yaudah pulangnya ati-ati ya, anak orang jangan sampe hamil" kata mama
"apaan sih maaaaaaahhhhhh" kata ane bingung
"dah ah dahhhhh ati ati pulangnya" kata mama terus nutup telfon


Nyokap ane bener-bener dah emang, beres nelfon si tiara kaya mau senderan ke bahu ane, tapi ane tolaklah.

"ini apaan sih sender-senderan" kata ane nahan pundaknya
"ih emang kenapa sih, kan pengen senderan doang" kata Tiara dan untungnya Dimas keluar dari kamar mandi.
"gak boleh.... kata nyokap gue AWAS ANAK ORANG HAMIL" kata gue langsung diri dan menuju wcnya dimas.

Gue cuman denger si Tiara ketawa sama si dimas bingung dan bertanya ada apa. Selesai mandi ya seperti biasa kita kumpul ngobrol ngobrol dan sempet sih main monopoli (mainan jaman dulu ya begini ga ada mainan COC) alhasil gue bangkrut terus gak pandai atur uang setan emang. Setelah itu...... Next part ya....Gue capeeee..... Mau mandi duluuuuuu.... Kan jadi curhat....



Source : Kaskus

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 8


Note : Cerita ini mengandung unsur BB++ yang cukup parah, mohon bagi yang belum cukup umur silahkan membaca cerita laiinya...

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 8
(  )

Cover Remake by : Komapen
Penulis : HidupBerontak

Sekarang adalah Hari sabtu dimana cuman ada ekskul doang pada hari itu karena ane salah satu atlit di bidang Badminton jadi ane di minta untuk masuk badminton oleh sekolah dan ane mengiyakan, begitupun dengan Nanda, Tiara dan Dimas mereka sih ngikut aja walau bukan atlit memang ekskull ini terbuka. Ane bangun jam 7 pagi dan siap-siap ke lapangan sekolah karena latihan rutin adalah paginya lari di lapangan setelah itu baru ke lapangan bulutangkis untuk latihan fisik indoor, ane liat Mbah Yo tiduran di lantai selayaknya Macan, ane lagi rapihin tas Badminton buat di bawa. Setelah siap ane berangkat menuju sekolah karena kebetulan lapangannya deket sekolah. Sesampainya disana ane masih sendiri dan ane peregangan sendirian sambil menunggu yang lain ane bawa sepatu 2 sepatu badminton dan sekarang yang ane pake itu sepatu lari. Gak lama si Tiara dateng duluan.

"hai cowoooo" kata Tiara senyum
"lah elu lagi" kata gue senyum
"ih gitu banget sih ga kangen apa" kata tiara manyun
"gak, jangan manyunlah jelek senyum dong" kata gue
"hemmmmm" dia senyum
"nah gitu kan cantik" kata gue senyum
"aku cantik? aku cantik dan?" kata dia seneng
"ga jadi gue keceplosan" kata gue
"asik hiii ganteng deh" kata Tiara seneng

Emang sih dasarnya gue sama Tiara sering bercanda tapi kadang suka geli kalo perut ane di colek-colek dia dan tentu aja pas mau latihan Mbah Yo gue umpetin kan sementara dia sama gue dulu selama Mbah Bram lagi sama uwa ane. baru beres pemanasan tiba-tiba si Nanda sama Dimas dateng"

"ehem ehem udah berapa lama berdua" kata dimas
"hemmm ada yang harmonis" kata nanda
"emang situ engga ya" kata gue
"tau apaan sih orang ngobrol biasa aja" kata tiara mukanya merah
"alahhhhh ga usah boong napa, jujur dong jujur" kata dimas
"mendingan lu pemanasan sebelum kita lari entar cape duluan lagi ah, dari pada bawel lu ga guna" kata gue
"iya iya kalemlah nih gue baru mau pake sepatu" kata dimas
"cepetan jangan lama" kata gue

Setelah kita ber 4 pemanasan ga lama datenglah beberapa anak lagi ada beberapa kakak kelas ada juga sih yang cantik tapi ga tertariklah kakak kelas gitu ya, mana itu gue masih kecil lagi bisa apa coba. setelah semua pemanasan lalu pelatih dateng dan kita semua di suruh lari di luar seperti biasa di lapangan yang letaknya 200 m dari sekolah disitu lapangan seluas lapangan bola persis. saat kita lagi lari gue ngerasa ada yang janggal. Gak lama bener aja dimas nyolek gue.

"wil liat belah sana itu anak yang kemarin kan?" kata dimas
Ane perhatiin di sebrang sana bener itu anak yang kemarin dan ada 3 orang yang 2 itu yang kemarin jinnya kita binasakan yang 1 kayaknya anak baru dan kayak bosnya gitu deh ya.
"iya itu yang kemarin tapi yang satu siapa yak" kata gue
"gatau gue juga baru liat" kata Dimas
"siap siap aja kita kena grebek" kata gue
"siap komandan" kata dimas senyum

Kita lanjutin lari tapi tetep waspada posisi Tiara dan Nanda ada di belakang kita lari juga kayaknya mereka ga denger kita ngomong deh. Setelah lari pelatih menyuruh kita semua balik ke lapangan Indoor tapi gue dan Dimas ga balik kesana kita pura-pura duduk di lapangan dan pura-pura cape karena gue pengen tau mereka mau ngapain, lagi pura-pura cape si Tiara sama Nanda nyamperin kita.

"heh kalian ngapain duduk sini ayo ke lapangan"kata Tiara senyum
"tuh liat belah sana" kata Dimas

mereka berdua noleh ke arah anak-anak itu yang gue liat mereka ber 3 mulai jalan ke arah kita.

"yahhh masa berantem lagi sih" kata Nanda
"gapapa nan dari pada pas pulang malah lebih berabe mending sekarang di beresin" kata gue
"udah ih kita ke lapangan aja cepettttt" kata Tiara panik
"ga usah panik napa bener kata wildan dari pada nanti repot mending sekarang beresin" kata Dimas

gak lama kita sedang ngobrol bener aja tiba-tiba tuh 3 anak kucing dateng.

"Tuh bang yang kemarin bunuh peliharaan kita bang" kata anak yang punya macan hitam kemarin
"iya tuh bang kemarin dia ngebinasain punya gue juga" kata yang punya bayangan hitam.
"EH WOI BOCAH TENGIK KEMARIN LU YANG NGEBINASAIN HEWAN TEMEN GUE YA" kata nih orang yang jalannya paling depan

Tiara dan Nanda kita suruh lari ke arah yang agak jauh soalnya gue ngerasain kalo ini orang cukup kuat.

"hemmmmm gue gak inget tuh bang emang iya ya?" kata dimas santai dan senyum
"GAK USAH BELAGA BEGO LU BOCAH" kata tuh orang
"sumpah bang gue pikun gue ga inget" kata gue sambil ngencengin iketan sepatu
"LU MASIH BOCAH AJA UDAH PUNYA ILMU BEGITUAN" kata tuh orang
"lah situ masih belom punya KTP juga udah punya" kata dimas
"YEEEEE BENER LU YA ANAK ANJING" kata dia tiba-tiba ngeluarin Bayangan juga tapi lebih besar dan lebih pekat dari yang kemarin oke e gue simpulin jin hitam nih.
"wihhhhhh monsternya keren bang" kata ane tepuk tangan
"keren keren gede banget ya takjub gue" kata dimas juga tepuk tangan
"MATI LU SAMA PELIHARAAN GUE ANJING" kata tuh boss
"hemmmm gue gak yakin sih" kata dimas dan tiba-tiba keluarlah Nyai Gun
"umur gue masih panjang kayaknya bang" kata gue keluarlah Mbah Yo

dan gue liat dari tingkah "temen-temen" kita kayak agak ragu, tapi gue mau berusaha dululah apapun yang terjadi.

"ANAK ANJING MASIH SONGONG AJA SERANG!!!!" kata nih orang nyuruh yang katanya peliharannya sih.
"gak masalah bang, Nyai" kata dimas dan nyai Gun meluncur
"Mbah olahraga gih" kata gue dan Mbah Yo meluncur juga.

setelah terjadi peperangan kecil Nyai Gun dan Mbah Yo terpental.

"Dek Jin ini terlalu kuat" kata Nyai Gun
"Gimana nih WIl?" kata dimas sedikit cemas
"Iya dek jinnya terlalu kuat buat kita" kata Mbah Yo
"usaha aja dulu Dim ga ada salahnya kan, semakin lu ragu semakin lemah elu" kata gue ke dimas sambil senyum
"Okay my brother, coba lagi Nyai" kata dimas dan meluncur lagi begitupun dengan Mbah Yo

segala usaha "teman" kami coba mulai dari mengikat tuh bayangan sama ularnya dimas sampai serangan bertubi-tubi nya Mbah Yo tetap terpental dan seperti ga bisa di gores sedikitpun sama kekuatan "teman" kita dan disini ane mulai mikir "beneran mati gue hari ini" kata gue. setelah Nyai Gun dan Mbah Yo terpental terakhir dan sepertinya mereka berdua mulai kehabisan tenaga.

"HAHAHA GA MEMPAN PELIHARAAN LU BERDUA TAU GA!!!!" kata tuh boss
"Kita kurang kuat buat ngelawannya dek" kata Nyai Gun
"Kita harus gimana Dek" kata Mbah Yo kehabisan tenaga
"Will gimana ini tuh jin kuat bener soalnya di gebukin aja ga mati" kata dimas makin cemas
"gue gatau bro gue bingung juga ini, kalian semua kehabisan tenaga?" kata gue
"iya dek wildan saya kehabisan energi hampir habis" kata Mbah Yo
"Saya juga dek sudah hampir habis" kata Nyai Gun
"BENERAN GUE BUNUH LU BERDUA SEKALIAN SAMA PELIHARAAN LU" kata tuh boss
"Will kita mesti gimana ini" kata dimas cemas
gue muter otak berkali kali gue ga nemu caranya harus gimana dan gue cuman bilang dalem hati "gue harus gimana lawan jin bangke ini".
"saya sudah tidak sanggup dek" kata Mbah Yo

Sejenak ane mulai pasrah karena kedua temen kita juga udah kehabisan tenaga dan dimas udah khawatir bakalan kalah. tapi gak lama ada suara dari belakang ane.

"Tapi saya bisa dek" suara dari belakang

Ane nengok kebelakang ternyata MBAH BRAM. gue kangen sama Mbah Bram.

"wih temen lu balik wil" kata dimas seneng
"Makasih Mbah Yo sudah Bantu dek Wildan" kata Mbah Bram
"sama sama Mbah Bram ini tugas saya" kaya Mbah Yo menunduk ke Mbah Bram ane seneng disini
"Dari mana aja Mbah wisatanya udah?" kata ane senyum
"maaf membuat dek wildan menunggu saya kemarin di suruh meditasi sama dek Mila (Uwa gue)" kata Mbah Bram
"Mbah yakin bisa kalahin tuh jin" kata ane sedikit ragu
"Bisa Dek ilmu saya sudah bertambah" kata Mbah Bram
"bagus deh Mbah saya ikutan seneng" kata ane dan Mbah Bram diri tegak di depan ane
"Kapan kita serang dek" kata Mbah Bram nengok sedikit
Kata-kata itu buat ane senyum dan membangkitkan rasa PD ane, "Dim istirahatin aja Nyai Gun biar gue yang maju, siap Mbah?" kata ane
"lu yakin nyet?" kata dimas masih ragu
"yakinlah "temen" gue udah dateng, hajar mbah!!!" kata ane dan Mbah Bram berlari dan tiba-tiba berubah ada api birunya jadi...



BOMMMMMM sontak gue kaget dengan perubahan Mbah Bram kali ini sedangkan 2 teman kita ga ada aura ini dari tadi dan Mbah Bram berlari cepat ke arah itu jin.

"wihhhhh temen lu keren Wil" kata dimas
"gue juga baru tau Dim" kata gue kaget asli muka gue bego kali waktu itu

Mbah Bram menerkam itu jin dan baru kali ini ane lihat tuh jin terjatuh dari titik kakinya berdiri dan setelah setangan tadi sepertinya jin itu berusaha diri sedangkan Mbah Bram siap menerkam lagi seperti menunggu musuhnya bangun.

"Mbah dia jatuh kenapa ga di hajar" kata ane dalem hati
"saya tidak mau melawan musuh yang jatuh dek" kata Mbah Bram melihat ane
"wih keren belajar dari mana Mbah" kata ane
"dari dek Wildan saat latihan beladiri selalu menunggu lawannya bangun" kata Mbah Bram
"Boleh juga Mbah ati ati Mbah" kata ane
"baik dek wildan ini bisa saya atasi" kata Mbah bram

Tuh jin diri tegak kembali dan di terkam berkali kali oleh Mbah bram, di cakar, digigit dan di apalah ane gatau sepertinya banyak luka dan jin itu jatuh kembali.

"liat sekarang ada yang jatuh kan" kata dimas mulai PD
"ANAK SETAN WOIIII BANGUN JIN PAYAH MASA KALAH SAMA MACAN BEGITUAN" kata tuh bos

ane cuman nyengir liat dia ngomong gitu soalnya dia terlalu menekan jinnya sedangkan jinnya sudah terluka banyak dan ane pasang strategi baru.

"dim masukin Nyai ke badan lu" kata gue
"buat apaan nyet" kata dimas liat ane
"udah nurut aja" kata ane dan Mbah Yo masuk ke badan ane
"oke oke sip" Nyai Gun juga masuk ke badan Dimas dan gue sudah siap pasang ancang-ancang buat menyerang.

setelah Jin itu bangun berdiri cukup tegak Mbah Bram siap untuk menerkam jin hitam pekat itu lagi walaupun badannya besar dan tinggi sepertinya ga sebanding sama Mbah Bram yang sekarang.

"Mbah abisin sekarang bisa mbah" kata ane dalem hati
"Baik dek" kata mbah bram

Lalu Mbah bram melancarkan serangan terakhir dimana Mbah Bram menerkam leher jin itu dan sepertinya jin itu kesakitan spontan pada momen itu ane langsung berlari kepada pemilik jin itu dan dimas ngeliat ane berlari dia mengikuti ane menyusul. apa yang gue target? yap nonjok perut dan Dimas sepertinya mengarah mukanya. Seiring ane mau nonton Jin hitam itu sudah lenyap oleh Mbah Bram dan ane juga dimas langsung hajar di kampret belagu ini. lalu dia terpental jauh.

"huuuuu gila tenaga gue kenceng banget" kata dimas
"itu dia rencana gue dari tadi" kata gue senyum
"boleh juga ide lu" kata Dimas

Gue liat Mbah Bram diri di samping ane dan anak yang gue pukul tadi ga bisa bangun tiduran batuk-batuk berdarah dan 2 anak lainnya melarikan diri dari tempat. Ane, Dimas dan Mbah Bram yang sudah padam api birunya nyamperin ini anak jalan santai dan gak lama denger satu teriakan cukup keras.

"STOPPP SUDAH CUKUP" kata suara dari arah belakang

ane tengok ternyata papanya Dimas ada disini sepertinya baru sampai.

"papaaaaa ngapain disini" kata dimas emang konyol orang tua dateng bukannya seneng
papanya berlari menuju kita berdua. "kalian gak apa apa kan?" kata papanya dimas
"gapapa pah ah baru aja olahraga" kata dimas
"gapapa om kita baik-baik aja berkat Mbah Bram" kata ane senyum ke Mbah Bram dan Mbah Bram melihat ane seperti senyum.
"bagus deh, buat kamu nak maaf ya om harus ngeluarin ilmu kotor kamu" kata papanya dimas
"AGHHHHH SAKITTTT ANJINGGGGG" kata tuh anak pas dadanya di pegang sama papanya dimas

terlihat papanya dimas seperti membaca sesuatu sehingga ini anak kesakitan dan gak lama anak ini menangis.

"dah sekarang kamu sudah bersih lebih baik pergi" kata papanya dimas sedangkan tuh anak di bantu sama 2 temennya yang tadi mereka udah ga berani melototin gue sama dimas lagi.

"pah pah Mbah Bram kren tadi papa ga liat sih" kata dimas seneng
"iya papa tau kok, makasih ya nak wildan" kata papanya dimas ngelus kepala ane
"iya om gapapa kok kan partner om" kata ane senyum
"yaudah nanti abis latihan kalian ikut ke rumah Om ya" kata papanya wildan.

Setelah itu si Tiara dan Nanda datengin kita berdua biasa cerewet kaya emak-emak



Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 7


Note : Cerita ini mengandung unsur BB++ yang cukup parah, mohon bagi yang belum cukup umur silahkan membaca cerita laiinya...

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 7
( Pengganti Sementara )

Cover Remake by : Komapen
Penulis : HidupBerontak

Saat kita ber 4 sedang berjalan dan becanda untuk menuju angkutan umum tiba-tiba ane liat ada segerombolan anak SMK nongkrong ada yang ngerokoklah ada yang jongkok (boker kali ya) ga ada cewenya disana cowo doang yang pernah SMA atau SMK pasti pernah nongkrong gitu. gue sama Dimas ga ada pikiran aneh aneh dan kita jalan aja biasa selayaknya manusia ya. tapi tau tau kita di hadang oleh seorang anak SMK ini dan ane bisa nebak pasti mau malak dan jujur emang jalan ini panjangnya sekitar 500 M dan jarang orang lewat jadi wajar aja tapi masalahnya jalan ini satu-satunya jalan buat ketempat angkot buat menuju rumah kita.

"heh bocah gue bagi duit" kata anak SMK ini
"Ga ada kak maaf ya" kata ane santai

gue liat di belakang Nanda sama Tiara ngumpet di belakang gue sama Dimas

"ah boong ga mungkin bagi duit gue" kata nih anak badannya lumayan tinggi.
"maaf ya kak masalahnya ga ada" kata ane senyum
"bagi gak dari pada gue tampol lu" kata nih anak ngepelin tangannya
"kalo kita kasih uang ke elu gimana kita baliknya bang" kada Dimas santai dan senyum
"ya itu urusan lo setan!" kata nih anak makin nyolot

ane natap dimas ngasih kode "kalem tenang" dia cuman mengangguk, dan ga lama 2 orang lagi diri.

"udah lu berdua kasih aja uang apa susahnya sih dari pada jadi pepes, kita banyakan disini ga usah songong" kata anak 1
"tau udah keluarin uang lu" kata anak ke 2

gue liat mereka berdua entah dari mana punya ilmu juga yang satu Harimau hitam dan bayangan hitam, ane cuman mikir "ga mungkin si Nyai Gun sendirian gue harus gimana" gue natap dimas dia cuman senyum

"apapun keputusan lu gue percaya sama lu" kata dimas senyum
"lu liat aja nyet" kata gue
"gak kak kita ga akan kasihin uang kita kita mau pulang ya kak" kata dimas senyum
"dih anak setan baik." dia bergerak cepat

Anak ini yang pertama tadi mau ninju si Dimas tapi gue langsung samperin karena seminggu kemarin gue latihan Aikido gue coba terapin disini , sebelum tangannya sampai ane berhasil ambil tangannya ane tarik ane banting ke samping. ane pasang posisi mau patahin tangan dia.

"wiii anak gila belajar dari mana lu wil" kata dimas bingung
"aikido dim tenang nih orang udah ga bisa gerak dia gerak patah tangannya" kata gue
"AWWWWW ANAK SETAN LEPASIN GUE BANGKE" kata nih orang yang tangannya gue pegangin kalo dia gerak ke arah manapun pasti patah
"gue udah ngasih tau ya kak jangan gerak, lu gerak tangan lu patah bang" kata gue santai
"LU BEDUA BANTU GUE KEK ANJING" kata nih orang teriak
"MATI LU BERDUA ANJING" kata anak 1

Si bayangan dan macan hitam ini maju duluan mau nyerang gue sama dimas, si macan hitam ngarah ke gue dan si bayangan ngarah ke dimas, pas gue liat nih macan depan muka gue dan gue cuman mikir "mati gue" gue cuman bisa merem dan ga lama.

"AAARRRGGGGGGGG" suara Mbah Yo

ane buka mata dan ternyata Mbah Yo ngelindungin ane tiba-tiba, Kayaknya sih di hajar tuh macan hitam, gatau juga kan gue merem tadi, gue liat ke samping si bayangan udah di lilit sama Nyai Gun dan leher si bayangan di tahan sama tongkatnya Nyai gun,

"Mbah yo!!!!" kata gue dalem hati
"dek Wildan maaf saya terlambat, adek gapapa?" kata Mbah yo nengok sedikit ke ane
"gapapa Mbah" kata ane
"Tenang aja dek ini macannya bisa saya atasi dengan mudah" kata Mbah Yo PD bener ya. Mbah Yo ini punya kak Annisa kakak gue inget kan?

"Dim gapapa kan lu?" kata gue
"liat aja bro gue aman ga?" kata dia senyum
"good job lah" kata gue liat lagi ke depan ngeliat 2 anak ini yang pake ilmu

gue sama dimas diri santai namun gue pegangin nih anak yang tangannya siap gue patahin.

"WAH MONYET TUH ANAK PAKE ILMU JUGA ANJING" kata anak 1
"EH ANJING PELIHARAAN GUE JANGAN DI CEKEK TAI" kata anak 2
"kan gue bilang ga ada uang kak" kata dimas senyum
"dan gue juga udah bilang kak kita mau pulang" kata gue senyum sambil megangin nih tangan anak

gue liat anak lainnya yang di belakang mereka bukannya mau maju malah mundur pas denger gue sama dimas punya ilmu, gue liat kebelakang liat Tiara sama Nanda kaya ketakutan, gue ngasih kode "Tenang kita aman" gue liat ke depan Mbah yo pasang kuda-kuda buat nerkam tuh macan hitam yang katanya gampang.

"kakak mau gimana sekarang" kata gue
"LU PIKIR GUE BAKAL MUNDUR SETAN" kata orang yang punya macan
"mending biarinin kita pulang kak"kata dimas
"FAIR PLAY ANJING PELIHARAAN GUE JANGAN DI CEKEK BEGITU" kata yang punya bayangan.
"yang mulai siapa yah" kata gue
"ANAK SETAN!!!" nih anak yang punya macan maju mau ngehajar gue

Dengan gerak cepat gue lepasin nih tangan yang gue pegangin gue maju selangkah terus gue injek lehernya (di tendang ke bawah maksudnya biar dia kaya kehabisan nafas susah nafas doang sih jadi biar ga bangun sementara) gue samperin nih anak gue pasnag kuda-kuda dia mau nunju gue ya gue pake tehnik yang sama gue tarik tangannya dan gue banting ke belakang ke arah temennya yang lagi megangin leher dan nimpa deh.

"Serang aja mbah biar cepet" kata gue ke Mbah Yo
"baik Dek" kata mbah Yo dan menerjang tuh macan hitam

dan gue liat ke arah dimas dia juga lagi berantem sama tuh anak dan si bayangan ternyata udah ga ada kayaknya sih di bunuh sama Nyai Gun, mereka ribut beneran abstrak banget gerakannya, karena fair berantemnya ya gue biarin aja, gue liatin Mbah Yo dan ternyata Mbah Yo udah nimpa tuh Macan dan kaya di gigit tuh macan terus ilang jadi asep. setelah gue liat Mbah Yo gue liat ke dimas dan ternyata dia menang walau bibirnya berdarah sedikit. Nyai Gun sepertinya di suruh tidak ikut campur jadinya dia seperti ngeliatin aja, gue liat Mbah Yo ternyata udah ada di samping gue.

"Dek wildan gapapa?" kata Mbah Yo
"Gapapa Mbah saya baik gimana dengan Mbah?" kata ane dalem hati
"saya baik de" kata dia nunduk

"kan udah gue bilang kita mau pulang kak" kata dimas bersihin mulutnya
"dah ya gue cape kita mau pulang" kata ane liatin yang ane banting tadi

Tiara dan Nanda lari kebelakang gue soalnya posisinya Dimas masih sama orang yang tadi dia pukul, mereka ber 3 bangun gak sih berusaha bangun lebih tepatnya

"ANAK SETAN PELIHARAAN GUE DI KEMANAIN" kata anak yang punya bayangan
"terakhir aku liat sih jadi asep kak gatau deh kemana" kata dimas senyum
"MACAN GUE KEMANA ANJING" kata anak yang punya macan
Gue jongkok dan ambil segenggam tanah "nih kak macannya" kata gue buka tangan gue yang isinya tanah.
"ANAK SETAN MACAN GUE ANJING" kata tuh anak
"uhukkkk uhukk dah kita balik aja cabut" kata anak yang lehernya gue injek tadi
"AWAS LU GUE BALIK LAGI" kata anak yang punya macan ngikutin "leadernya" kayaknya sih ya
"LIAT AJA LU MAMPUS" kata anak yang punya bayangan

mereka semua berusaha jalan dengan terpogoh-pogoh sedangkan dimas otaknynya mulai ancur

"dadah kakakkkk ati ati ya di jalan" kata dimas sambil senyum dan melambaikan tangan
"gapapa lu dim?" kata gue nyamperin dimas
"Gue? gue malah seneng seru juga ya" kata dimas
"Seru palalu peyang" kata gue
"Nyai gun gapapa kan?" kata dimas ke nyai gun
"gapapa dek Dimas saya baik" kata Nyai gun
"aduhhh dimas dimas tuh berdarah mulutnya" kata Nanda nyamperin dimas ngasih tissue
"dan wildan lu gapapa kan?" kata Tiara nyamperin gue
"makasih Nan" kata dimas ngambil tissuenya
"gue gapapa ra kesentuh juga engga" kata gue
"atuh berantemnya kaya gitu pake acara berantem gaib lagi" kata tiara khawatir
"tau ihhhhh, tapi keren kok temen gaib kalian" kata nanda
"temen? buat gue bukan temen tapi keluarga gue" nunjuk Mbah Yo
"gue juga bukan temen kali, ini tuh keluarga gue" kata dimas nepok Nyai Gun
"iya dah iya dah pulang yu" kata tiara narik tangan gue
"eh wil ngomong-ngomong itu siapanya elu dah" kata Dimas nunjuk Mbah Yo
"ohhh ini Mbah Yo punya kakaknya gue, oh ya Mbah Yo mana Mbah Bram?" kata gue
"Mbah Bram lagi sama Dek Mila dulu dek sebentar" kata Mbah Yo
"ohhh oke deh mbah Yo mau pulang lagi?" kata gue
"sementara saya menggantikan Mbah Bram dulu dek" kata Mbah Yo
"oke deh ayo Mbah" kata gue
"keren keluarga lu macan dimana-mana udah gitu keren semua" kata dimas
"biasa aja sih ga usah berlebihan" kata gue

Dan akhirnya kita semua pulang selama jalan kaki tersisa dimas ribut sama Nanda gara-gara lukanya, dan tangan gue di pegangin sama tiara gatau maksudnya apa deh. Di belakang kita pastinya ada Mbah Yo sama Nyai Gun. Singkat cerita sampai di rumah gue di tanya tanya sama nyokap dan ketawanlah kita berantem.

"tadi kamu berantem ya?" kata mama
"iya mahhhh tadi ada anak SMK bandel gitu" kata ane santai
"menang kalah?" kata nyokap santai dan senyum gue kagetlah bukannya di marahin
"hah? menang mah" kata gue
"bagussss aikido ada gunanya kan? Mbah Bram di uwa ya?" kata nyokap
"iya mah Mbah Bram di uwa terus ini sebagai gantinya Mbah Yo dulu katanya" kata ane nunjuk Mbah Yo
"iya tadi uwa telfon mama, Mbah yo gapapa?" kata mama
"gapapa dek **** saya baik baik saja" kata Mbah Yo
"Lawannya berat ga?" kata mama
"tidak Dek, saya sudah bisa baca kalau lawannya mudah" kata Mbah Yo
"bagus bagus itu baru Mbah Yo" kata mama
"dah sana kamu mandi abis itu makan, tapi ngomnong-ngomong selamat ya" kata mama ke ane
"selamat apaan mah" kata ane bingung
"ada deh liat aja nanti, dah sana mandi dulu" kata mama
"iya mak" kata ane

gua pun mandi dan gue kepikiran nasib Dimas gimana kan dia luka bakalan di marahin apa engga ya sama bokapnya? gue bingung setelah mandi ane makan dan kelakuan bocah kita main PS seperti biasa. Setelah main PS cape ane putuskan buat tidur-tiduran sampe tiduran. ya akhirnya gitu, pertarungan pertama gue sama macannya orang dah bukan macan gue, macan gue gatau di apain dan kapan baliknya.



Source : Kaskus

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 6


Note : Cerita ini mengandung unsur BB++ yang cukup parah, mohon bagi yang belum cukup umur silahkan membaca cerita laiinya...

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 6
( Akil Baligh )

Cover Remake by : Komapen
Penulis : HidupBerontak

Sudah 3 minggu berlalu dari sekolah sekarang hari jumat dan pagi hari ane merasakan sesuatu yang aneh di selangkangan ane, padahal semalem cuman mimpi cewe bugil doang. tapi kenapa nih selangkangan tiba tiba ga enak ya.

"ini apaan sih selangkangan gue ga enak banget" kata gue berbisik

gue buka celana dalem gue di kamar dan ternyata ada cairan lengketnya dan Mbah Bram ngeliatin ane.

"selamat dek Wildan, kamu sudah akil baligh sekarang" kata Mbah Bram diri
"hahhhh? akil baligh?" kata ane bingung
"iya dek wildan sudah mulai dewasa dengan dimulainya akil baligh" kata mbah Bram
"wah gawat ini sih kamar mandi dulu deh" ane berlari ke kamar mandi membawa celana dalem dan celana pendek ane mencucinya dan sekalian mandi pagi.

Setelah mandi ane memakai baju sekolah lengkap untuk celana ane selalu double sama celana olahraga ane dari dulu emang ga bisa langsung celana sekolah ga betah bahannya, ane bertanya ke Mbah Bram

"Mbah, kalau saya sudah akil baligh seperti ini apa aja yang bakalan pengaruh sama saya mbah?" kata ane sambil masikin LKS
"dek wildan bakal lebih dewasa dan di sarankan agar lebih berhati-hati dek Wildan" kata Mbah Bram
"kapan saya ga ati-ati sih Mbah., terus ngaruh ga sama Mbah nanti?" kata ane sambil pakai tas
"mungkin saja ilmu saya akan di tingkatkan oleh Dek Mila jika Dek Mila tau kalau Dek Wildan sudah akil Baligh" kata Mbah Bram
"yaudah Mbah kalo gitu nanti kalau pas aku lagi sekolah Mbah ke rumah Uwa ya bilang aja diem-diem tapi mbah aku malu" kata ane sambil buka pintu kamar
"Baik Dek Wildan" kata mbah Bram membungkuk

anepun seperti biasa pergi ke sekolah dan lagi-lagi ane pas memasuki gerbang sekolah ane seperti sendirian, pas masuk kelas ternyata sudah ada si Dimas.

"weiiiii tumben duluan gue kan" kata Dimas nyengir
"terus masalahnya buat gue dimana?" kata gue sambil narik kursi
"lu sensi banget sih anjing kaya cewe aja" kata Dimas
"emang gue lagi dapet" kata gue duduk
"hah maksud lo keluar darah?" kata Dimas bingung
"diem lu ye jangan ketawa tapi" kata gue natap Dimas
"iye iye apaan?" kata Dimas
"gue tadi pagi udah akil baligh gue juga kaget selangkangan ga enak" kata gue tapi gue liat dimas kaya nahan ketawa
"kan kan mau ketawa kan si monyet, tau gitu gue ga bilang" kata gue duduk senderan
"pffftttt ga kok gue ga ketawa tenang" kata dimas nahan ketawa
"gue tau lu mau ketawa kampret" kata gue kesel
"huahahahahhahahahhahaa anjing ngakak gue anjing sakit perut ya ampun temen gue sumpah konyol" kata dimas ketawa ngakak
"kan ahhh anjing setanlah" kata gue nendang kursinya

galama si dimas ketawa ngakak si Tiara sama Nanda dateng bersamaan.

"cieeee ada apaan sih ketawanya puas banget" kata Tiara liat dimas
"gak ini temen lu eh pacar lu dia......" sebelum dimas selesai ngomong gue bungkem mulutnya
"gak gak apa apa ra biasa gue gila kaya biasanya" kata gue sambil ngasih kode mata "diem ga lu" dan tangan dia nepuk-nepuk tangan gue suruh lepas
"ohhhhh udah tau itumah emang dia ngelakuin apa lagi sih? lepasin dimasnya kenapa kasian itu ga bisa napas" kata tiara narik tangan gue
"haaaaa anak setan gue ga bisa napas, biasa dia konyol becandanya jelek makanya gue ketawa" kata dimas
"becanda apaan sih pengen tau" kata nanda penasaran gue geser dikit kursinya
"gak kok bukan apa-apa hahahha" kata dimas
"hemmm di kira apaan awas gue mau duduk" kata nanda nyempil-nyempil

seperti biasanya nih 3 cewe dimas, nanda sama tiara ngerumpi dan gue baca komik doang tapi gue di gangguin aja padahal gue suka banget baca komik kalo ga sekarang gue baca komik kapan lagi coba. Gue kesel di gangguin akhirnya gue taro aja komil gue dan ikutan ngobrol aja. ga lama pelajaran di mulai dan seperti janji sebelumnya ane suruh Mbah Bram ke rumah Uwa gue.

"Mbah pergi sekarang boleh kok" kata ane dalem hati
"adek di tinggal gapapa?" kata Mbah Bram
"gapapa udah pergi gih ke rumah uwa kan ada dimas disini" kata gue padahal gue ga yakin dimas bakal bantuin gue apa kaga
"baik dek Wildan saya berangkat dulu" kata Mbah Bram dan menghilang

jadi selama sekolah ane ga di temenin sama mbah Bram sama sekali dan si dimas Mbah Bram kemana ane cuman bilang dia lagi jajan keluar biarinin aja. dia ngakak lagi masa kan dia yang gila berarti, apa gue ya? ah bodo amat kalo gue juga. Tapi si Dimas masih aja seneng nge godain gue apa lagi pas jam istirahat.

"wil ke kantin yu" kata tiara senyum sambil narik tangan gue
"iya iya ayo tapi lepas dulu napa"kata gue mau diri
"awas tiara wildan mulai ganas" kata dia nahan ketawa
"hah maksudnya mulai ganas?" kata tiara bingung
"ga usah di dengerin tiara kan dia emang gila dah biarin ayo, lu mau ikut ga nyet?" kata gue ke dimas
"iya iya ayo dah hahaha seneng banget gue hari ini" kata Dimas
"Mbah Bram kemana wil aku kok baru liat tadi pagi doang hari ini kemana?" kata Nanda penasaran
"hahhhh di tanya lagi, lagi pergi nanda yu mending ke kantin" kata gue
"iya iya dah ayo penasaran aja biasanya tuh Mbah Bram sama lu terus" kata nanda sambil diri

Akhirnya kita seperti biasa menuju ke tempat cakue yang panjang-panjang nikmat itu sama beli minuman rasa tobelli.

"Wil liat deh itu yang naik kursi roda kenapa ya kasian banget" kata Tiara ngasih kode liat ke ujung sana
"ya gatau ra tanyain gih samperin" kata gue sambil minum
"ihhhh gamau takut nanti dia ngomong yang aneh-aneh kan ngeri" kata Tira
"tau apa lagi yang di WC cewe samping situ tuh kan ada cewe gantung diri" kata nanda ngasih arah
"hah cewe gantung diri?" kata dimas
"iya gantung diri katanya putus asa udah gatau keluarganya dimana jadi bunuh diri" kata nanda ngejelasin
"cantik ga nan?" kata dimas semangat
"napa lu mau pacarin tuh setan? gih pacarin gue ikhlas temen gue pacaran sama setan":kata gue
"tau malah nanyain cantik apa engga, ihhhh mata keranjang" kata nanda makan lagi
"hari ini kenapa sih pada sensi amat lu lagi pada dapet bukan" kata dimas
"apaan sih nanya nya ih dimasmah" kata tiara
"ya enggak lagian pada aneh aja temen gue pada sensi, pada dapet?" kata dimas masih nanyain
"kalo iya kenapa? kalo engga juga kenapa hah?" kata nanda melotot
"ohhh berarti bener dapet kalo lu ra?" kata dimas sambil di cubit nanda
"iya iya gue dapet dasar dimas" kata Tiara
"lah gue doang dong yang belum" kata dimas
"mampus lu mampus" kata gue puas
"hah lu dapet apaan wil?" kata tiara
"ada yang keceplosan deh upssss" kata dimas
"ga ada apa-apa ra kan gue juga biasanya kaya gini kali" kata gue tenang
"gue penasaran wil mbah Bram kemana sih perginya" kata nanda
"iya kemana dah?" kata Dimas
"yaudah gue kasih tau dia lagi ke rumah Uwa gue" kata gue sambil makan
"hah ngapain ke rumah uwa kamu?" kata tiara
"gatau ngapain pokoknya tadi dia minta izin mau ke rumah uwa gue dulu makanya gue bolehin abis itu ilang deh sampe sekarang belom dateng" kata gue
"kira-kira ngapain ya mbah bram kesana hemmmmm" kata nanda sambil mikir
"terus yang jagain lu siapa sekarang kalo mbah bram ga ada" tanya dimas
gue nunjuk dimas sambil makan
"dihhhhh emang gue mau bantuin lu" kata dimas
"setan gue anak anjing" kata gue kesel
"hahahaha dia kesel iya iya kalem bro ada gue aman kok gue bantuin lu sementara Mbah Bram ga ada tenang" kata Dimas PD
"Mbah Bram bakal balik lagi kan nanti?" tanya tiara
"iya balik lagi sih katanya jadi tunggu aja deh gue juga penasaran" kata gue
"yaudah kita tunggu aja deh kabarnya Mbah Bram" kata nanda sambil makan

Kita pun makan lagi seperti biasa sama ngobrol-ngobrol setelah itu jalan lagi ke kelas dan mengikuti pelajaran hari ini sekolah cuman sampai jam 11 siang, dan tidak lupa ibadah, dengan setianya ini 2 cewe nungguin kita berdua ibadah karena hari jumat jadi tas bisa kita tinggal di kelas sama 2 cewe ini, berasa punya sekertaris ye. Setelah ibadah wajib kitapun pulang dan jalan kaki. Pas lagi jalan kaki kita melewati......

Lanjut Next ya mau pergi dulu ane hehehe



Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 5


Note : Cerita ini mengandung unsur BB++ yang cukup parah, mohon bagi yang belum cukup umur silahkan membaca cerita laiinya...

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 5
( Latihan Aikido )

Cover Remake by : Komapen
Penulis : HidupBerontak

Setelah gue dan Dimas ketawan bawa "teman" di kelas tadi pas jalan pulang menuju tempat angkutan umum saatnya kita yang pengen tau kok mereka bisa lihat.

"eh bentar dah gue penasaran nih, kok lu berdua bisa liat sih?" kata gue penasaran sambil jalan pelan
"iya ya bener, kok kalian bisa lihat?" kata Dimas
"Hemmmmmm gimana jelasinnya ya kalo aku emang bisa lihat dari kecil pas TK kata bokap sih mata aku emang sensitif makanya bisa lihat yang gitu-gitu" kata Tiara
"kalo lu nan?' kata gue
"kalo gue itu keturunan dari bokap makanya gue bisa lihat sebenernya sih pengen di tutup aja abis ga enak liat begituan kadang suka muntah-muntah ga jelas kan" kata Nanda
"ga usah di tutup nan tenang kan ada kita" kata Dimas PD bener nih orang
"lo aja ga usah bawa-bawa gue dim, lu berdua punya "temen" kaya kita juga?" kata gue penasaran
"gak punya sama sekali cuman sekedar bisa lihat aja makanya aku udah biasa liat setan ga takut, soalnya kata bokap kalau kita ga ganggu ya mereka ga ganggu" kata Tiara
"gue juga ga punya, tapi gatau deh kalo nanti yah" kata nanda
"yeeeee gimana sih lu nan, salah satu anggota keluarga lu berdua ada yang punya kaya begini atau kaya si dimas?" kata gue nunjuk Mbah Bram
"keluarga gue gak cuman bener-bener bisa lihat aja ga ada yang punya sama sekali, katanya sih bokap pernah di tawarin sama seseorang tapi nolak" Kata Tiara
"kalo di keluarga gue yang punya itu kakaknya papa kalo ga salah ya pernah liat sekali cuman lupa bentuknya macan putih gitu" kata Nanda
"ohhhh buat lu nan, ati-ati ya suatu saat gue rasa lu bakalan di kasih hadiah begituan dah siapa tau pas sweet 17 kan hehehe. buat lu tiara jangan deh gue saranin" kata gue
"nah bener kata wildan buat lu jangan ra, kalo buat nanda mungkin dia suatu saat dapet" kata Dimas
"Oke kayaknya aku ga punya tapi jagain ya sama kamu wildannnnnn" kata Tiara
"mampus lu mampus dan mampus gue ga ikutan" kata Dimas senyum
"bangke lu dim, iya gue bakal jagain lu kalo lu beneran udah jadi istri gue ya" kata gue
"asikkkk bener ya gue pegang janji lo" kata tiara senyum
"ehem-ehem obat nyamuk nih" kata nanda senyum
"hemmmm ada yang buat janji dah awas di tagih ya" kata dimas nepuk pundak gue
"ah tae lu pada dah" kata gue

sisanya kita semua jalan kaki sampai ketemu akutan umum alias angkot, ituloh yang warnanya ijo ijo punya roda 4 bukan kolor ijo ya, setelah sampai di ujung jalan kita semua naik angkot yang beda gue sama Tiara masih satu jurusan namun dia bakal turun duluan kalau dimas sama Nanda beneran pisah, kasian ya jomblo untung gue sama Tiara kan ada yang bisa gue liatin walau cuman di dalem angkot, romantis gak tuh. kok jadi ngomongin cewe, skip sampai rumah ane naro tas ke dalem kamar dan ganti baju setelah ganti baju ane di panggil sama nyokap.

"Wildan sini bentar deh" kata nyokap
"kenapa mah" kata ane
"nanti malem ikut mama ya, mama mau bawa kamu ke tempat aikido" kata mama
"apa tuh mah? mall?" kata gue
"bukan mall sayang tapi tempat latihan beladiri" kata mama
"kok bela diri sih mah buat apaan?" kata ane
"ya buat kamu pokoknya bela diri ini bagus dan butuh buat kamu, pokoknya kamu harus ikutan ya" kata mama
"iya iya deh mah nurut aja" kata ane balik lagi ke kamar

dikamar seperti biasa ane jagain ade ane yang masih SD kelas 4 SD, kita main PS lah biasa ribut segala macem sampe ade gue nangis, kalo udah nangis ya gue ngalah lah udah pasti ane kena marah hahaha, pegel-pegel dah badan ane dan memutuskan buat tiduran sambil ngelus-ngelus Mbah Bram, ga lama ane tertidur pulas. gara-gara keasikan ngelusin Mbah Bram kali ya badannya enak buat di elusin bulunya halus emang dasarnya ane aja suka sama anjing. Kalo kucing kurang begitu suka sih lebih suka ke anjing, ane punya anjing di rumah kan mata anjing sensitif nah anjing ane kalo ngeliatin Mbah Bram akrab dah ga pernah nge gong gong atau berantem ga pernah malah kayaknya berteman gitu hehehe kok jadi anjing sih, sorry sorry.

Singkat cerita malam sudah tiba dan seperti perjanjian sebelumnya ane di suruh latihan aikido, dan ga usah kaget ya nyokap udah tau kalau ane udah punya partner makanya mungkin dia memutuskan untuk masukin ane ke beladiri ini. singkat waktu sampai di tempat latihan nih ya sekitar..... dari jam 7.30 ke 8.17 berapa menit tuh itung dah matematika ane jelek sumpah.

"nih tempatnya bentar sini ikut mama" kata mama dan ane ngikutin
"Sabem ini anak saya yang saya waktu itu bicarakan kalau sudah waktunya mau di masukin ke sini sabem" kata mama hormat bungkuk gitu
"oh ini ya bu ya ya boleh namanya siapa" kata sabem liat ane
"nama saya Wildan pak" kata ane
"kalo disini manggil guru sabem wildan" kata mama
"iya iya nama saya wildan sabem" kata ane mengulang
"iya gapapa namanya juga baru bu nanti juga ngerti" kata sabem
"yaudah sabem titip anak saya ya, sama saya di tunggu disana" kata mama mengambil pojok ruangan
"baik bu silahkan, ini bajunya buat wildan ya" kata sabem
"baik sabem" kata ane mengambil baju itu lalu di bantuin pakai baju itu

setelah akan memulai latihan Mbah Bram di suruh sama nyokap duduk di sampingnya jangan ikutan kesebelah ane, soalnya ane lagi latihan bela diri bukan mau tauran jadi ga usah ikutan. Pas latihan awal-awal di suruh meditasi untuk penenangan dan untuk pengontrolan energi sekarang ane baru ngerti kenapa nyokap ane nyuruh ane ikutan aikido dimana kita mengatur energi kita, meningkatkan kesabaran kita, sama tingkat fokus kita. setelah meditasi dan pengaturan nafas dan energi ane di ajarin koprol koprol gitu, penguncian tangan dan di ajarin bagaimana ngebalikin serangan musuh tanpa menggunakan tenaga justru menggunakan tenaga musuh, dimana kita harus tetep sabar dan menggunakan kekuatan musuh sebagai serangan pembalik atau counter attack, benar aja pas latihan banting-banting ane ga perlu tenaga soalnya semakin kuat tenaga musuh dan semakin besar musuh itu malah menguntungkan buat kita. tanpa Mbah Bram ya dia disana sama mama kayaknya ngobrol-ngobrol deh dan sama mama di kasih tau.

Setelah 2 jam latihan disana ane dan nyokap beserta ade gue yang kecil pulang ke rumah, setelah sampai rumah ane lihat bokap udah pulang dari kantor.

"gimana latihannya wildan?" kata bokap senyum
"gitu pah seru" kata ane seneng
"nah gitu dong ikutan 2 hari lagi latihan lagi ya" kata bokep
"iya pah siappp seru seru pah" kata ane masih seneng
"buat Mbah Bram kalau wildan ikutan latihan beladiri jangan ikutan ya diemin aja kalau jaman Mbah Bram mungkin kaya pencak silat" kata bokap
"Baik mas saya juga tadi baru di kasih tahu sama dek *** (nama nyokap gue) jadi saya sudah tahu mas" kata Mbah Bram
"ya bagus bagus, tau wildan kenapa di masukin kesitu?" kata papa
"belom tau jelas pah kenapa?" kata gue
"soalnya latihan aikido itu butuh pengontrolan emosi dan tenaga kalau kamu ga bisa ngontol emosi malah ga ada tenaga buat nyerang balik sama kaya ini (kata mama ngelus Mbah Bram) dia butuh pengontrolan emosi dari wildan biar jadi kuat makanya mama masukin kesana, liat sendiri kan tadi di suruh pengaturan nafas, kalau di hajar ga boleh marah harus senyum, menggunakan tenaga musuh sebagai titik serang balik sama meditasi kan pembersihan aura" kata mama
"iya mah makanya wildan seneng soalnya kayak beda dari beladiri yang ada di SD dulu mah (Yap pencak silat 100% pakai otot)" kata ane
"makanya mama masukin kesitu soalnya kamu lebih cocok disitu" kata ane
"iya mah siappp" kata ane
"yaudah sekarang masuk kamar tidur ya besok sekolah" kata mama
"iya mah" kata ane lari ke kamar tidur

Habis itu ane menuju kamar ganti baju terus tidur, gak sih ga beneran tidur gue disini ngobrol-ngobrol dulu sama Mbah Bram pengen tau aja lu semua kalo gue ngobrolon apa nanti juga tau ya. ane tidur dan ternyata mimpiin seorang cewe kita jalan-jalan dan ngobrol bukan mesum ya otak lu semua rusak kalo pikir gue mesum, belum waktunya mesum sih.

Seolah ini cerita ga seru ya tapi disini banyak Clue buat cerita kedepannya dan kalian pasti nanti



Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 4


Note : Cerita ini mengandung unsur BB++ yang cukup parah, mohon bagi yang belum cukup umur silahkan membaca cerita laiinya...

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 4
( Rahasia Terbongkar )

Cover Remake by : Komapen
Penulis : HidupBerontak

Hari ini adalah dimana hari pertama mendapatkan mata pelajaran, ya hari senin benci banget gue kalo ketemu bu Nur gapapa deh masalahnya dia ngajar hari rabu sama kamis. Dengan malas malasan ane dateng ke sekolah jam masih menunjukan jam 6.30 sampai sekolah dan baru aja beberapa langkah dari gerbang ga lama "Partner" baru ane ngagetin gue.

"woeeeee jalan sendirian aja" kata Dimas ngerangkul ane
"anak setan, ngagetin aja bisa ga sih sopan dikit" kata gue
"yaelahhhh gampang ngambeknya nih anak" kata Dimas
"Tumben lu dateng jam segini biasanya jam 7 kurang" kata ane sambil jalan
"Disuruh bokap gue berangkat pagi nemenin lu katanya" kata Dimas
"Padahal juga gue biasanya sendiri" kata gue nyengir
"Sekarang ga lagi bro lu ada gue nih gue" kata Dimas di depan gue jalan mundur
"awas nabrak noh" kata gue nunjuk
"nabrak apaan" kata dimas
"Liat itu bego" kata gue narik dimas
"wooooooo permisi kek dasar setan" kata Dimas yap setan yang naik kursi roda
"Setan lu marahin abis tenaga lu" kata gue jalan lagi ke depan pintu kelas
"ya sopanan kan bisa kali ya" kata dimas
"gimane lu" kata gue buka pintu kelas

ane main jalan kaki aja ke arah bangku gue di belakang. dan dimas manggil gue

"Dan ga disapa nih?" kata Dimas
"apaan yang disapa?" gue balik badan
"ini temen lu" kata dimas nunjuk ke atas lemari deket pintu kelas itu
"halah biarin aja dia ga ngomong sama gue" kata gue jalan lagi
"om setan maafin temen gue ya dia emang gitu judes" kata Dimas

Seperti biasa gue duduk paling belakang dipinggir dan Dimas duduk di depan gue persis. lama kelamaan kelas terisi oleh murid yang mukanya madesu gara-gara mau belajar. Tasnya kayaknya pada penuh. nah gue? cuman buku LKS sama buku tulis 1, ga pernah gue bawa lebih males beratin doang. setelah 15 menit berlalu datenglah bidadari cantik Tiara, emang dia cantik sih cuman gue ga pernah bicarain detail nih anak dari pada lu semua pada kebayang anak bocah udah cantik. Tapi hari pertama belajar ini gue liat dia beda, hemmmmm ya potongan rambutnya beda jadi pendek persis pendek se leher, oke jugalah ade gue jadi diri kan. seperti biasa dia nyapa kita berdua yang lagi ngobrol, tapi kali ini dia bawa temennya.

"halo para cowooooooo" kata dia gembira
"halo waria" kata gue natap sinis temennya nahan ketawa
"ihhhhh kok waria sih" kata Tiara kesel
"tuh rambut lu pendek jadi waria kan lu" kata gue nunjuk rambutnya
"ihhhh bilang cantik kek ah, eh kenalin ini Nanda (Nama samaran) dia pas orientasi duduk di depan pojok sana sekarang katanya mau gabung" kata Tiara ngenalin Nanda ke kita
"gila bro kita jadi panti asuhan kali ya pake acara mau gabung" kata Dimas
"awas suka lu ngomong gitu" kata gue nyindir
"Setan lu wil" kata dimas kesel dorong meja gue
"halo aku nanda" kata dia ngasih tangan
"hai gue Dimas" kata dimas salaman
"Wildan" kata gue
"Nan maafin temen gue ini ya dia emang sinting" kata Tiara
"hahaha gapapa kok udah keliatan dia gila" kata Nanda ketawa
gue cuman nyengir dalem hati bilang "anjing" si dimas ketawa puas.

"aku duduk mana nih" kata nanda celingukan
"noh sebelah pangeran dimas" kata gue nunjuk sebelah dimas
"Bacot diem lu dasar gila" kata dia sambil diri
"hehehe permisi ya aku duduk situ" kata nanda sambil nyempil
"eh iya iya sorry" kata Dimas
"Hemm ke cewe aja baik lu ah" kata gue sambil ngeluarin LKS pertama
"apaan sih lu ah" kata dimas nyengir

Bel pun berbunyi dan pelajaran pun di mulai yaitu bahasa indonesia gue pikir-pikir ngapain belajar bahasa indonesia ya kan gue dari indonesia, gue yang bego apa emang nih sekolah kurang kerjaan. Pelajaran pun di mulai dengan melihat sekeliling ada setan setan yang jalan-jalan dekat guru ini, gue sama dimas bukannya ngeliatin guru malah ngeliatin tuh yang keluran soalnya kayak tuh setan ngikutin guru gue. ya lucu aja gitu ya lagi ngajar di ikutin, jam terasa begitu cepat jam sudah jam 10.30 saatnya jam istirahat dimana semua siswa belanja di kantin. gue, dimas, tiara dan nanda ini pergi ke tempat minum dan jajanan cakue kalo pada tau ya ituloh yang panjang panjang warnanya coklat sama di kasih cairan. ga usah ngeres, emang begitu kenyatannya.

"eh kok kalian kok pada lucu-lucu sih hehehehe" kata Nanda ketawa (detailnya sekarang aja deh, cukup tinggi, rambut panjang, dada udah ada isinya, dan semok).
"Sering ribut gini kok di bilang lucu sih" kata gue nyengir
"Ya bayangin deh kalian kaya berantem tapi kalian tuh serasih banget" kata nanda masih ketawa
"yah nikah dong dan kita" kata Dimas nyengir
"Mati lu sana nyet" kata gue
"tuh kan liat deh kalian berantem tapi saling sayang kan lucu" kata nanda nahan ketawa
"gimana lu aja ya nan suka-suka lu" kata gue makan cakue lagi
"lu gatau aja nan pas awal orientasi sampai beres nih anak ributnya minta ampun deh" kata Tiara
"Udah bisa bayangin gue betapa pusingnya lu disitu sendirian" kata nanda
"bukan anehnya gue kok betah ya" kata Tiara
"ape mau pindah ga betah iya?" kata gue
"duhhhh takut keilangan ya? gue ga pindah kok wildannnn tenang" kata Tiara senyum
"salah ngomong gue anying" kata gue bingung
"deuhhh pangeran sama ratu" kata dimas nunjuk gue sama tiara.

Kitapun selama jam istirahat disitu dan nambah cakue lagi, iya ituloh yang bentuknya panjang warnanya coklat sama di kasih cairan gitu, masuk mulut pas banget deh diameternya. gitulah ga usah ngeres. setelah jam istirahat kita balik lagi ke kelas dimana masih ada 2 pealajaran lagi dan kita pulang jam 2 siang. singkat waktu (males gue pake singkat cerita kebanyakan di pake maap ya) jam pun sudah jam 2 semua udah pada sibuk rapih-rapih tas mau pulang beda sama gue dan dimas beserta 2 wanita cantik ini kita masih ngobrol-ngobrol setelah 30 menit disana berarti jam 2.30 ya bener kan? matematika gue jelek soalnya sorry curhat. Akhirnya gue sama dimas pamit pulang duluan.

"nanda, tiara gue balik dulu ya" kata gue diri ngambil tas
"yooo gue juga duluan ya" kata Dimas.
"hemmm yaudah deh" kata Tiara senyum
"dahhhhh"kata dimas ngerangkul gue dan menuju pintu

Sebelum sampai pintu kita semua di panggil sama Tiara dan nanda.

"Wildan, Dimas, sini deh bentar" kata Tiara manggil
"apaan lagi Tiara" kata gue masih diri
"sini bentar napa" kata Nanda
"yowes yaudah yu kesana bentar" kata Dimas, gue sih nurut aja kita balik lagi ke meja kita
"duduk dulu deh" kata Tiara
"apaan?" kata gue bingung
"duduk dulu sihhhh ih susah amat di bilangin" kata Tiara
"iya iya gue duduk" kata gue nurut dimas juga
"Kita mau jujur sama lu berdua" Kata Tiara
"apaan lu berdua suka sama kita?" kata dimas nyeletuk gue melotot ke dimas dia nyengir
"bukan ituuuuu ih pede bener sih" kata Nanda
"terus apaan" kata Dimas
"Sebenernya...... kita berdua tau lu berdua bisa liat begituan" kata Tiara sambil nunjuk ke atas lemari

Gue sebenernya kaget cuman gue ya pura-pura bego aja.

"ada apaan sih emang?" kata gue sok beloon dimas juga ngikutin gue
"iya emang ada apaan?" kata dimas
"ga usah boong napa kita tau kok kita juga bisa liat" kata nanda

Gue sama dimas bengong bingung

"sebenernya gue udah tau dari awal kalo lu bisa liat soalnya pas hari pertama kan lu liatin ke atas lemari terus di sebelah lu kaya ada macan gitu makanya gue kenalan duluan sama lu" Kata Tiara dengan muka serius
"sama satu lagi pas di musolla ke surupan kan itu kerjaan kalian kan yang ngusir kesurupannya, yang ngusir itu si dimas sama ularnya sedangkan lu duduk di pojok ngelus-ngelus macan lu gue liat dari jauh" kata Nanda
"sama satu lagi kemarin pas Bu Nur disini kan kalian berdua ribut gue tau kok lu wil pandangan lu di alengin sama ularnya dimas terus ularnya di tarik ke belakang sama macannya elu kan" kata Tiara lebih serius

denger jawaban kaya gitu gue sama dimas kaget dan bingung, "WHY" itu yang ada di kepala gue semua pertanyaan depannya pakai wai (WHY sih yang bener).

"wah bisa gila gue gilaaaaa gue sumpah" kata gue garuk garuk kepala sama ngeusep muka gue
"eh eh eh jangan di kasih tau kesiapa-siapa ya kalau kita begini" kata dimas
"iyalah jangan di kasih tau ke siapa-siapa ya nanti malah ribet" kata gue serius
"iya iya ga akan di bilangin ke siapa-siapa kok tenang makanya gue pindah sini soalnya mau jujur" kata Nanda senyum
"oke tapi ada 1 syarat" kata tiara
"APAAN" kata gue sama dimas barengan
"deuhhhh kompak bener, gue mau liat macan lucunya sama ularnya" kata Tiara senyum

Gue sama dimas cuman bisa ngelus dada dan narik napas panjang doang
"Mbah Brammmmm" kata gue nyebut namanya
"Iya dek Wildan" kata Mbah Bram
"Nyai Gunnnn keluar dah" kata Dimas
"Iya dek Dimas" kata Nyai Gun
"Kenalin Mbah ini Nanda sama Tiara mereka bisa liat kalian berdua" kata gue sambil garuk-garuk kepala bingung
Mbah Bram sama Nyai Gun cuman mengangguk saja tidak menyapa.
"hiiiii lucuuuuu boleh pegang ga" kata Tiara semangat
"lu kira ini taman apa namanya yang banyak hewannya dim?" kata gue bingung
"Safari goblok" kata dimas
"nah iya itu" kata gue
"megang doang sih lucu soalnya boleh ya?" kata Tiara
"Gue juga dongggg" kata Nanda nyempil keluar "permisi Nyai gun" kata Nanda permisi ke Nyai Gun
"iya dah iya, mbah jangang gigit mereka ya" kata gue dan Mbah Bram cuman menaggguk

Mereka berdua ngelus-ngelus badannya Mbah Bram dan pipinya di cubitin, setelah mainin Mbah Bram si nanda pindah ke Nyai Gun.

"aku pegang ya Dim" kata Nanda
"sok aja, Nyai diem aja nyai anak kecil nih" kata dimas dan nyai Gun hanya mengangguk juga
"aku juga deh penasaran" kata Tiara kearah Nyai Gun, "permisi ya mbah kesana sebentar"

mereka ngelus badannya Nyai Gun mulai dari yang buat mereka penasaran adalah sisik-sisiknya.

"dikira sisiknya kaya ular ini sih sisiknya halus banget sama kaya Mbah Bram" kata Nanda
"lah emang kali" kata dimas
"iya ya halus banget ga nyangka gue dikira ngeri" kata Tiara
"dah yu main mainnya kita pulang udah sore nih" kata gue diri
"heheh iya ayo ayo tenang rahasia lu berdua aman sama kita" kata Tiara senyum
"awas aja bocor gue kasihin lu ke Nyai Gun" kata gue
"kok jadi Nyai gue sih Mbah lu lah" kata Dimas
"gak doyan anak cewe manja dia" kata gue diri.
"ihhhhhh masih tetep aja ngeselin" kata Tiara gemes
"dah yu pulang bareng ya" kata Nanda

Akhirnya rahasia gue sama dimas kebongkar juga setelah seminggu disini padahal kita ga ngelakuin hal konyol kenapa mereka bisa liat? part selanjutnya ya. byeeeeeee mau bobo ganteng. muahhhh



Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 3


Note : Cerita ini mengandung unsur BB++ yang cukup parah, mohon bagi yang belum cukup umur silahkan membaca cerita laiinya...

Penglihatan Lebih Chapter 2 Part 3
( Partner )

Cover Remake by : Komapen
Penulis : HidupBerontak

Hari ini adalah hari terakhir Orientasi di sekolah dan seperti biasa ane datang duluan saking paginya tapi ane mau bilang ke nyokap ane kalau ane mau main ke rumahnya Dimas nanti.

"Mah nanti Wildan main ke rumah Dimas ya mah" kata ane
"Iya ati ati ya Mbah Bram di bawa kan?" kata nyokap
"Kapan pernah ketinggalan sih mah, ga pernah di tinggal siapa tau bisa jailin setan lagi di sekolah" kata ane sambil nunjuk sekolah
"hahah kamu tuh yaudah ati ati yah jangan malem pulangnya, Mbah Wildannya titip ya mbah" kata nyokap
Muncullah Mbah Bram begitu saja "Baik dek akan saya jaga" kata Mbah Bram sambil menundukan kepalanya.
"dah ah mah masuk dulu ya dadah mama" kata ane melambaikan tangan
"dahhhh ati ati ada uang ga?" kata mama setengah teriak
"oh iya mah mana uang" kata ane balik lagi
"heuuu dasar uang aja balik lagi nih" kata mama memberikan 3 lembar uang
"asik banyak dadah mama" kata ane ngacir

ane masuk kesekolah dan seperti biasa suasana bangunan tua ini sungguh asik bagi yang bisa lihat mulai dari yang ngesot, bekas gantung diri, ada yang lagi nangis, ada yang ga ada mukanya, atau ga ada tangannya, ada juga yang di kursi roda nunduk tapi kursi rodanya jalan sendiri. Mbah Bram? dia di samping ane cuek aja ga mempedulikan. Saat di depan pintu kelas ane buka pintu kelas yang masih cukup gelap ane masuk ke dalam kelas dan melihat ke atas lemari masih ada tuh setannya.

"Hai setan masih disitu aja gamau turun? awas jatuh ya" kata ane melihat ke atas lemari Mbah Bram juga melihat ke atas lemari
"dih ga ngomong-ngomong keselek apa sih lu ngomong napa woi gue ngomong ini" kata ane goyangin lemari dia diem aja
"ah cape lah didiemin dah ah duduk" kata ane menuju ketempat duduk tapi Mbah Bram masih disana
"Mbah ngapain disana sini kenapa sih" kata ane
"iya dek dia kayaknya korban dek" kata mbah Bram sambil jalan
"biarin aja mau korban kek mau apa mending disini nemenin saya mbah" kata ane sambil buka tas ngambil komik
"baik dek" kata mbah Bram sambil duduk

Setelah beberapa lembar ane baca komik ga lama temen ane dengan "Mdusa" nya dateng dan mereka sapa ane.

"woiiii dan pagi" kata Dimas
"Siang dim" kata ane sambil baca komik
"Tai siang lagi pagi Mbah Bram" kata dimas
"pagi dek Dimas" kata mbah Bram
"Nyai Gun ayo sapa Wildan" kata dimas ke nyai
"Pagi dek Wildan" kata Nyai Gun
"pagi juga Nyai Gunn" kata nyai Gun
"jadi ke rumah gue kan dan?" kata dimas duduk ngarah ke gue
"iyeeee jadi tenang gue udah bilang nyokap" kata ane
"asikkkkk jadi ada temen di rumah" kata dimas
"bukannya di rumah lu banyak "Temen" nya juga ya kan rame tuh" kata ane sambil baca komik
"itu yang gaib willll yang nyata belom ada lu orang pertama" kata dimas
"oke makanan ya" kata ane
"siap bosss" kata dimas

tidak lama juga datenglah si Tiara nyamperin kita berdua yang lagi asik ngobrol sedangkan kelas dikit demi sedikit mulai terisi.

"lagi pada apa sih seru amat" kata Tiara
"ga ada apa-apa tiara" kata gue senyum
"bohong nih anak gue ngajak dia ke rumah gue" kata dimas
"ih asik aku boleh ikut ga?" kata tiara senyum
"Gak" kata ane spontan
"Boleh kok" kata dimas spontan juga
"ih si wildan ngselin banget sih yang punya rumah boleh juga" kata tiara nyubit pipi
"adawwwww ga usah pipi juga kali sakit" kata gue ngelus pipi
"abis ngeselin" kata tiara duduk di samping gue
"ehem ehem ga ikutan deh gue" kata dimas balik badan
"apaan sih lu setan" kata gue nendang kursinya

Tiara cuman ketawa sama kelakuan gue sama dimas, selamaa orientasi ga ada kejadian aneh aneh lagi cuman ada sekelompok setan yang ngeliat sinis aja singkat cerita kita semua selesai orientasi hari ini dan ini adalah hari terakhir. Selanjutnya ane dan dimas ke rumah dimas oh ya Tiara juga sorry ketinggalan dia juga ikut. Sampailah kita di rumahnya Dimas cukup besar bertingkat 2 dan taman yang cukup luas. Baru aja buka pager disana ada 4 Medusa juga besar lebih besar dari nyai Gun lebih kuat kali ya simpelnya gitu, Mbah Bram di persilahkan masuk oleh semua Ular disini karena Dimas yang memperbolehkan dan mungkin anggota keluarganya juga sudah tau kalau ane sama macan ane mau dateng jadi di perbolehkan. sampai masuk ke dalam bener aja ada ular lagi gue mikir "keluarga ular kali ya, ngeri juga" kata gue, kita menuju ruang tamu disana ada papa dan mamanya Dimas.

"mah, pah ini yang namanya Wildan dan ini namanya Tiara" kata dimas memperkenalkan kita
"Halo om aku Wildan" kata ane salam ke papa dan mamanya
"aku tiara Om, tante" kata Tiara salam juga
"Oh ini yang namanya Wildan itu iya iya ayo semuanya masuk aja, ajak ke kamar aja mas" kata papanya
"iya pah kita ke atas dulu ya" kata dimas
"mari om keatas dulu" kata ane senyum tiara juga sama

ane sama tiara ngikutin dimas dia di depan kita dan menuju kamarnya, kamar dia berada di ujung ruangan sebelahnya katanya kakak cewenya. tapi belum pulang sekolah. kita memasuki kamar dimas cukup nyaman dan besar juga kamarnya untuk seukuran anak kaya gini kasur besar, TV, PS, dan komputer iya iya ga lupa lemari nya dah bonus. kita duduk di karpet yang lebar ini.

"Dimas aku duduk yah" kata tiara duduk di karpet
"iya iya sok duduk aja" kata dimas naro tas sama buka baju sekolahnya
"Dim gue tidur ya" kata gue tiduran di kasurnya
"eh anak setan main tidur aja" kata dimas lemparin guling
"bodo amat gue pegel tau" kata gue tiduran ane liat Mbah Bram duduk di dekat kasur sama ane
"tar ya gue ganti celana dulu di luar jangan pada mesum lu" kata dimas
"apaan sih elu bangke" kata gue lemparin guling yang tadi dia lempar
"hahah dimas dimas mikir kamu jorok" kata tiara ketawa.

si dimas pergi keluar kayaknya sih ke kamar mandi ya, sambil nunggu dimas gue sama tiara ngobrol biasa aja dia di karpet gue dari kasur soalnya punggung ane pegel banget cape sedangkan mbah Bram tiduran juga di karpet dekat kasur yang sama dengan tiara. ga lama si dimas dateng nyamperin kita dan manggil gue.

"Wil, sini bentar di panggil bokap gue, tiara bentar ya wildannya di pinjem bentarrrrr aja" kata dimas manggil gue
"ada apaan? mau di kasih uang jajan?" kata gue sambil diri dari kasur
"iya sok aja emang aku siapanya hhihihi" kata tiara senyum
"siapa tau kan cemburu gue pinjem wildannya, udah ikut aja dulu duit mulu ah" kata wildan
"iya iya gue ikut dah lu jalan" kata gue nyuruh dia duluan

kita berdua jalan menuruni tangga dan bukan kearah ruang tamu yang tadi tapi ke arah belakang rumah disana ada ruangan kita memasuki ruangan itu dan ane rasain ruangan itu beda banget hawanya kaya penuh dan padat. ane lihat ada bokapnya duduk di ruangan itu dimana disana seperti tempat meditasinya dia.

"pah ini Wildannya pah" kata dimas manggil bokapnya
"eh wildan ayo duduk duduk" kata bokapnya dimas
"iya pak" kata ane duduk bersila
"kenapa ya pak heheh" kata ane senyum dan agak penasaran juga ada apa
"gak saya mau nanya sama kamu itu kamu dapet macannya dari mana ya?" kata papanya dimas
"dapet dari uwa saya pak warisan turun temurun pak" kata ane
"oh dapet dari uwanya, sudah bisa ngendaliinnya?" kata bokapnya
"sudah pak walau ga begitu jago sih saya baru punya dia 2 tahun pak" kata ane ngelus-ngelus mbah Bram.
"ohhhh pantes, gak gini harimau kamu itu beda soalnya dari yang punya saya" kata papanya dimas keluarlah 2 harimau dan 1 ular "medusa" yang besar
"wih pak kok ada 3?" kata ane bingung
"hehe iya nak wildan saya punya 3 lihat deh dari segi postur sama warna punya nak wildan ini beda" kata papanya dimas
ane perhatiin bener aja postur Mbah Bram lebih kekar, Corak yang lebih tebal, dan warnanya beda mereka putih ini coklat cerah.
"iya ya pak kok bisa beda?' kata ane bingung
"iya karena punya kamu itu tingkatnya lebih dari yang saya" kata papanya wildan menunjuk 2 harimaunya
"tingkat gimana ya pak saya kurang ngerti pak" kata ane sambil garuk-garuk kepala
"level dah level ngerti level ga" kata dimas
"ohhh ya level ngerti" kata ane mengangguk
"ya kurang lebih seperti itu, saya yakin nak wildan bisa mengendalikan sepenuhnya nanti dari Mbah nya nak wildan ini dan bakal jadi kuat" kata Papanya.
"kayaknya sih gitu pak, terus kenapa ya pak." kata ane bingung
"Maukah nak wildan jadi partnernya Dimas? selama ini saya belum percaya sama siapapun setelah saya melihat nak wildan saya percaya sama nak wildan gimana?" kata papanya
"ya kalau aku sih gapapa pak lagi pula kita di sekolah juga temen deket kok pak" kata ane nepuk punggung dimas
"bukan teman seperti itu maksud saya jadi pasangannya dimas sampai kapanpun kalian ini bisa di bilang ibarat yin dan yang nya." kata papanya dimas
"oh itu pasti pak lagipula saya sudah nyaman juga sama dimas pak" kata ane mengangguk dan senyum
"Baiklah saya lega kan jadinya anak saya jadi punya temen setianya dan kalian bisa saling jaga satu sama lain" kata papanya ngelus dada
"iya pak moga aja saya bisa jadi temen baiknya pak" kata ane mengangguk
"baiklah kalo gitu saya percaya kok sama nak wildan" kata papanya nyamperin ane dan megang pundak ane
"iya pak tapi pak, saya lapar pak boleh minta makan ga hehehe" kata ane nyengir
"ini anak makan mulu bener" kata dimas nendang kaki ane
"husss dimas biarin aja, hehehe yaudah yu kita makan kebetulan om punya ayam goreng sama kornet" kata papanya
"asikkk mantep om" kata ane seneng pas denger ayam goreng

Kitapun keluar dari ruangan itu dan memanggil tiara yang lagi di atas tadi untuk makan bareng, setelah makan bareng kita kembali ke kamarnya dimas seperti biasa ane main PS lagi dan si tiara tiba-tiba pengen tau kenapa ane di panggil papanya dimas, ngomong apa aja, disuruh apa aja, galak apa engga bawel banget. ane cuman jawab "gapapa mau ngajak makan sama nanya--nanya biasa aja" dari pada nih anak cerewet kan. setelah bosan dan lihat jam sudah jam 5 sore ane dan tiara pamit dari rumah dimas, ane salam ke bokap dan nyokapnya bokapnya cuman bilang makasih dan nanti disuruh main lagi.

Yap begitulah pada hari itu dengan kondisi uang ane masih dalam keadaan banyak ke pake buat jajan sama naik angkutan umum aja sama jajan di jalan sama tiara siapa tau nanti bisa pacaran kan. lanjut nanti lagi ya ane mau balik belanja dulu keluar.



Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus