Aku Seorang Pengusir Hantu Part 4


Aku Seorang Pengusir Hantu Part 4

"Selamat datang, aku pemandumu ada yang bisa kubantu" Ucap seorang wanita yang tiba-tiba di belakang gua

Wanita ini cukup membuat gua kaget, ini seperti mimpi tapi terasa sangat nyata, gua bersikap biasa karena gua takut di curigai dan gua di bunuh oleh wanita ini.

"Hai, namaku Benandino, siapa namamu sang pemandu?" Ucap gua ke wanita itu
"Aku tidak mempunyai nama, boleh kah anda memberikanku nama?" Ucapnya
"Aku akan memberikanmu nama, Lady diana" Ucap gua

Hahaha, lady diana dulu adalah seorang istri dari anaknya raja inggris "Charles" lalu ketika bercerai, dia mengalami kecelakaan di terowongan.

"Aku tidak suka nama itu" Ucap wanita itu

Tiba-tiba wanita itu mencekik gua, sangat keras hingga gua tidak bisa bernafas, apa-apaan cewe ini , di dalem mimpi kenapa gua bisa ngerasain sesakit ini dan akhirnya gua pingsan.
Hingga tiba-tiba gua terbangun di sebuah ruangan kosong, gua duduk di ruangan itu, lama sangat lama gua duduk di ruangan itu, ini benar-benar aneh pikir gua, gua gak bisa kemana-mana dari ruangan ini, gak ada celah untuk keluar dari ruangan ini, hampir terkunci selama kira-kira 3 jam gua di dalam ruangan ini, sampai tiba-tiba wanita yang tadi mencekik gua muncul entah dari mana, dan lagi-lagi mencekik gua, sampai akhirnya gua pingsan.
Ketika gua terbangun, gua berada di kamar gua, ah akhirnya mimpi buruk ini selesai, lalu gua bangun dari tempat tidur gua dan mencoba keluar dari kamar, tapi wanita itu muncul lagi di hadapan gua.

"Hai aku pemandumu, ada yang bisa kubantu?" Ucapnya

Ini terulang lagi, apa yang harus gua tanya ke wanita ini.

"Siapa Namamu?" Tanya gua
"Aku tidak mempunyai nama, boleh kah kau memberikan ku nama?" Ucapnya

Gua berfikir keras, jika dia tidak suka nama itu lagi mungkin gua akan berakhir seperti tadi lagi, gua takut. Ini adalah hal yang paling menakutkan dalam hidup gua.

"Nanti ku pikir dulu" Ucap gua
"Baiklah, ada yang bisa ku bantu?" Dia mengucapkan itu lagi
"Untuk saat ini tidak" Jelas gua

Lalu gua berjalan ke arah kaca di kamar gua dan mengambil tongkat sihir itu, tongkat mainan yang sangat aneh.
Gua menengok ke arah kasur dan gua melihat tubuh gua sedang tertidur, ini benar-benar terulang lagi, lalu gua keluar dari kamar gua dan wanita itu mengikuti gua, gua mencoba mencari jalan keluar dari mimpi buruk ini, lalu gua tanya ke wanita itu, karena gua pikir dia adalah pemandu gua.

"Jadi bagaimana aku bisa keluar dari sini?" Tanya gua
"Tunggu"

Lalu wanita itu mencekik gua lagi, sial ini terulang lagi, sampai pada akhirnya gua benar-benar terbangun dari mimpi gila itu, gua ambil handphone xpress Music gua dan gua lihat jam di hp itu, hah? hanya 10 menit gua tertidur?
Ini benar-benar gila, keringat dingin mengalir di tubuh gua, gua menuju komputer dan mulai mencari cara mengusir hantu dan mantra-mantra sihir pengusir hantu, sampai gua menemukan sebuah link (lupa linknya) isi dari link itu sebuah video cara mengeluarkan roh jahat dari tubuh manusia, judul video nya adalah, Fatal Exorciscm, gua penasaran dan gua buka video itu.
Cukup lama buffering pada saat itu, dan akhirnya terplay lah video itu.
Gua melihat ada seorang wanita kecil terikat di sebuah kursi, tangannya terborgol besi , gua perhatikan mata wanita itu di video ini, tatapanya persis seperti Nabillah saat kerasukan, gua perhatikan terus video ini, anak kecil wanita itu menjerit-jerit seperti ingin bebas dari belenggunya, untuk kekuatan anak kecil ini tidak masuk akal, lalu ada 2 orang pria masuk ke dalam ruangan di mana wanita itu diikat, tiba-tiba salah satu pria menghujamkan pedang di perut wanita kecil itu, ini benar-benar menjijikan, darah segar mengalir deras dari dalam perut wanita kecil itu, lalu pria lainnya memegang sebuah kitab, gua gak terlalu tau itu kitab apa, sambil membacakan sesuatu yang gak gua mengerti, kenapa bisa segila ini. Wanita itu menjerit, bahkan berusaha berontak, dia seperti tidak merasakan sakit di dalam tubuhnya, padahal pedang itu masih menempel di perut wanita itu, dan saat pembacaan ritual itu selesai, pria yang menghujam perut wanita kecil itu, menarik pedangnya dari perut wanita itu dengan sangat keras, ini membuat gua sangat mual untuk melanjutkan, tapi rasa penasaran gua tidak bisa di hilangkan begitu saja, gua masih menonton video gila ini, daging wanita kecil itu terkoyak, dan akhirnya gua tutup video itu karena gua tidak sanggup lagi untuk menontonnya, apa segila itu cara pengusiran setan dari dalam tubuh manusia, gua tidak bisa tidur, bahkan sampai pagi gua tidak bisa tidur terus membayangkan video itu, pagi nya gua kesekolah dengan sangat sangat ngantuk, bahkan di kelaspun gua tertidur, sepulang sekolah gua lihat Nabillah menghampiri gua.

"Lo kenapa ada masalah?" Tanyanya
"Enggak kok" Ucap gua biasa

Gua masih takut dekat dengannya, tapi ada rasa penasaran dalam diri gua untuk menyelesaikan kasus ini , bahkan semua kejadian gila kemarin tiba-tiba datang begitu saja setelah gua berpura-pura sebagai pengusir hantu.

"Mau makan?" Tanyanya
"Udah kenyang" Walaupun sebenarnya gua lapar
"Ini gua bawa roti selai, gua sengaja bawa untuk lo, kalo mau ini" Ucap Nabillah
"Makasih, tapi gua udah kenyang" Ucap gua menolak
"Yah yaudah deh buang aja" Ucapnya
"Jangan ! Kan mubazir, sini gua makan" Gua gak bisa bersikap munafik lagi
"Hehe, gua tau kok lo laper" Ejeknya

Gua diam saja, lalu Praja menghampiri gua.

"Sini ikut gua bentar" Ucap Praja
"Mau kemana?" Tanya gua
"Lo dari tadi gua perhatiin ngomong sendirian disini" Ucap Praja
"Apasih, gua dari tadi sama Nabil" Ucapan gua terhenti

Perasaan tadi ada Nabillah disini, gua gak ngigo dan tadi Nabillah ada disini, dan roti yang gua pegang ini, deg. Ini batu.

"Lo juga makan batu , lo kenapa sih ben, dari tadi pagi sikap lo aneh?" Tanya Praja
"Mungkin gua kurang tidur" Gua memejamkan mata, lalu gua melihat ke arah langit

Sampai suara wanita itu muncul lagi di samping gua, suara Nabillah.

"Kenapa roti nya gak di makan?" Ucapnya
"Hah,?" Gua bingung

Roti itu masih di tangan gua, ini gila. Gua diam dan memejamkan mata gua sejenak, lalu Praja menggoyanggoyangkan tubuh gua.

"Gua ngomong malah tidur, buang tuh batu ayok pulang, gua bawa motor" Ajak Praja
"Iya" Gua menurut

Ah sial ! mungkin ini semua terjadi karena gua kurang tidur..




Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Aku Seorang Pengusir Hantu Part 6


Aku Seorang Pengusir Hantu Part 6

Setelah ibu gua mengurus surat-surat dan pembayaran gua pulang kerumah, sesampainya dirumah gua bengong dan tidak melakukan apapun, wajah gua masih sedikit bengkak tapi gua udah bisa berbicara, apa pemandu itu dikirim oleh dukun itu untuk nyantet gua, terus kenapa setan yang ada di Nabillah muncul juga. Sumpah ini menyeramkan, benar-benar menyeramkan.
Keesokan harinya gua pergi kesekolah, dan gua sms Praja suruh bawa buku yang kami beli di Gramedia.
Baru saja gua sampai sekolah ada 2 orang yang gua kenal menghampiri gua.

"Halo mas, saya dari Surat Kabar Misteri Lampung, nama saya Welly, dan ini rekan saya namanya Anggi" Ucap pria yang datang menghampiri gua
"Iya ada perlu apa mas?" Tanya gua
"Kami mau menanyakan beberapa hal masalah pengusiran hantu yang mas lakukan beberapa hari lalu, kami mau wawancarai mas dan menulis cerita mas di surat kabar kami" Ucapnya

Tidak lama Al dan Aping menghampiri gua

"Cie udah masuk sekolah, apa ini Ben?" Tanya Al
"Surar kabar misteri mau wawancarai gua" Ucap gua
"Masnya bayar gak wawancarai bena?" Tanya al ke pria itu
"Hahaha gak mas, tapi kami bakal nyantumin nomor mas Benandino di bawahnya, jadi biar bisa dihubungi oleh orang-orang yang mau ngusir hantu" Jelas pria yang bernama Welly itu
"Oke jadi kapan mas?" Tanya gua
"Sekarang bisa, mas Benanya mau masuk kelas kan?" Tanyanya
"Iya"

Lalu semua kejadian itu gua ceritakan, dan gua beri nomor telpon gua ke pria itu, dan mereka pergi.
Setelah gua masuk kelas bangku gua sudah tidak bau bunga aneh lagi, pelajaran berjalan seperti biasa, sampai saat istirahat ada seorang kakak kelas wanita menghampiri gua.

"Bena, gua Okta mau minta tolong" Ucapnya
"Minta tolong apa?" Tanya gua
"Tolong usirin hantu dirumah gua, gua takut" Ucapnya
"Hmm gimana ya" Gua berpikir
"Saya bayar, Lo minta berapa?" Ucap si okta

tiba-tiba Praja, Al, Aping dan Muhen datang, dan Praja asal ngomong.

"400 ribu, uang di muka hari ini, dan jadwalkan saja kapan mau pengusiran hantunya, alat dari kami, Mba okta siapin lilin aja, gimana?" Ucap Praja

gila gua pikir ini Praja, 400 ribu itu uang gede.

"Oke" Okta setuju

Dia mengeluarkan dompet dia, dan mengeluatkan uang 500 ribu, dia memberikan uang itu ke Praja.

"Kan gua bilang 400? kok ini 500?" Tanya Praja
"Kalo kalian bisa ngusir beneran, gua tambah" Ucap okta itu
"Oke deal" Ceplos Praja
"Jadi nanti malam kalian ke rumah gua, ini alamatnya" Okta memberikan sebuah kartu nama
"Di pahoman?" Tanya Praja
"Iya"

Praja memberikan semua uang itu ke gua, gua bengong karena megang uang 500 ribu depan mata gua hanya dengan pengusiran setan yang aslinya boongan.

"Gua serahin ke lo Ben" Ucap Praja
"Nanti pulang sekolah lo semua kerumah gua" Ucap gua

Setelah pulang sekolah mereka datang kerumah gua, dan gua berfikir salah satu kebohongan yang bakalnya masuk akal, lalu gua telpon okta dan mencari tahu informasi tentang dia dan keluarganya, gua menyuruh praja dan kawan kawan lainnya menyiapkan alatnya (jangan ditiru dirumah, karena ini menipu orang).

"Okta?" Panggil gua di telpon
"Siapa?"
"Benandino"
"Iya ben gimana nanti malam?"
"Lo tinggal sama siapa dirumah?" Tanya gua
"Sama tante gua" Ucapnya
"Orang tua lo mana?" Tanya gua
"Kecelakaan, ninggal 2 tahun yang lalu"
"Keduanya? Oke nanti gua kesana" Ucap gua
"Iya keduanya ben" Pungkasnya

Rencana sempurna, informasi dapet, alat palsu dapet dan gua mulai menyukai ini.

Malam tiba gua dan kawan-kawan gua bergegas menyandangi rumah Okta, wow besar, kami memanggilnya dan okta menghampiri kami sambil membawa lilin.

"Jadi dimana?" Kata okta
"Ruang tamu" Ucap gua

Kami semua masuk dan gua geser kursi kursi yang ada di ruang tamunya, karena kami semua akan melakukan ritualnya, Praja dan kawan-kawan gua masih berfikir ini asli, gua hampiri Praja.

"Kok lo nyuruh dia siapin lilin, lo tau dari mana?" Tanya gua ke Praja
"Pasti matiin lampu, jadi gua suruh dia siapin lilin" Ucap Praja

hahha, jenius.
Gua menyuruh praja dan kawan-kawan gua membuat lilin memutar, lalu gua ambil lidi untuk doa dalam agama konghucu yang telah di bawa oleh Aping, lalu gua menyuruh okta mengambil Baskom penuh berisi air, Al sudah membawa beberapa bunga dan memberikannya ke gua, dan Muhen sudah menggunakan kacamata.
Oke Ritual Mulai.

"Tante lo mana?" Tanya gua ke okta
"Dia takut , jadi dia ada di kamarnya" Ucap Okta
"Kalian cuma tinggal berdua?" Tanya gua lagi
"Iya"

Gua mulai memasuki area lingkaran lilin, mereka tidak ada yang boleh masuk ke area ini, karena gua menganggap area ini adalah area gua diskusi dengan Hantu.

"Tubledobledobledo" Gua baca mantra ngasal (sampe detik ini gua masih pake mantra ini)
"Hei Jin, setan, iblis, hantu terkutuk yang menganggu rumah ini munculah !" Teriak gua

Gua berpura-pura seperti kerasukan tapi mencoba melawannya.

"Wah ternyata dua hantu, satu pria dan satu wanita !" Teriak gua

Gua mulai berputar untuk melihat ekspresi mereka, hahaha ini lucu mereka semua ketakutan.

"Kalian ingin menyerang gua ! kalian hanya setan terkutuk tidak akan bisa !" Teriak gua lagi

Lalu gua menyuruh Aping memberikan lidi itu ke gua, dan gua membakar lidi itu di lilin yang hidup, bau menyengat mulai muncul di ruangan ini.

"Kalian mendekat, gua bakar kalian !" Teriak gua

Gua menggoyangkan lidi lidi itu seperti bermain pedang dan mengarah ke tempat yang kosong. Ini menggelikan, gua tetap harus menyelesaikan ritual ini .
Setelah itu gua banting lidi itu ke keramik rumahnya dan mematikan apinya.

"Sial ! mereka melawan !" Ucap gua

Gua berputar lagi dan melihat ekspresi mereka, terlihat jelas wajah okta sangat ketakutan.

"Al ! ambil baskom itu !" Perintah gua

Lalu Al membawakan baskom itu ke gua dan gua taruh di tengah tempat ritual, gua menyuruh al juga untuk memberikan bunga yang telah di bawa tadi.

"Kalau kalian tidak takut dengan api, ini jurus terakhir !" Teriak gua

Gua memasukkan bunga bunga itu ke dalam air dan menyipratkan ke lantai sampai dua lilin mati, gua memang sengaja mengarahkan ke dua lilin.

"Hah selesai !" Ucap gua

Tapi ini belum selesai, gua melihat wajah mereka seperti mulai senang, rekayasa kebohongan ini tidak akan seru kalau setannya terlalu mudah untuk di kalahkan.

"Tidak !!!" Gua teriak dan jongkok

Diam-diam gua memasukkan tangan gua ke kantung saat gua jongkok dan gua mengeluarkan sebuah pasir dari kantung gua, Lalu gua berdiri.

"Tidak setan ini bisa mengeluarkan pasir, mata gua !!!" Ucap Gua

Mata gua adalah kode untuk atraksi selanjutnya yang dilakukan Muhen.
Muhen melepaskan kacamatanya dan dia mengamuk, mata nya berwarna merah karena gua dan muhen sebelumnya sempat membeli soflens warna merah dari uang yang di berikan okta, Muhen menggunakan kacamata agar matanya yang berwarna merah tidak ketahuan, Kebohongan ini sempurna.
Muhen mencoba menyerang semuanya, bahkan dia mencoba menyerang okta, kerja yang bagus muhen.

"Hei setan ! berani beraninya lo ngerasukin kawan gua !" Gua berbicara ke muhen

Muhen sok berbicara dengan suara yang di buat sok menyeramkan, dan dia mengobrol dengan gua.

"Aku ayahnya okta" Ucap muhen

Semua tercengang, bahkan okta pun tercengang mendengar pernyataan muhen.

"Ayah?" Panggil okta
"Anakku" Ucap Muhen

Gua mencoba menahan ketawa saat drama ini dimulai, gua yakin begitu juga dengan muhen.

"Ayah selalu melindungimu okta, ayah harus pergi" Ucap Muhen

Lalu muhen berlari kelilingi rumah okta, dan akhirnya muhen menemukan kamar mandinya, muhen masuk ke kamar mandi dan teriak-teriak di kamar mandi (padahal dia sedang melepas soflensnya), gua ikuti muhen sampai kamar mandi.

"Jangan ada yang masuk, gua aja" Ucap gua

Mereka semua mengangguk, gua masuk dan bertemu muhen , setelah muhen melepaskan soflensnya dia menyimpannya. Dan gua melakukan drama yang seakan-akan setan ini tidak akan kembali lagi.

"Ayahnya okta, ini adalah dunia, kembalilah ke alammu !" Teriak gua dari dalam kamar mandi

Lalu muhen menjerit, dan di sela ucapanya dia bilang.

"Terimakasih nak, jaga anakku" ucap muhen
"Iya" Ucap gua

Lalu tidak berselang lama kami keluar dari kamar mandi, dan gua hidupkan lampu rumah okta.

"Oke berhasil, sepertinya hantu yang datang itu ayah lo dan ibu lo" Ucap gua
"Lalu dimana mereka?" Tanya okta
"Ayah lo kembali, ibu lo mengikutinya" Jelas gua
"Mereka tidak tenang ya?" Tanya okta
"Coba aja lo ziarah ke makamnya, kunjungi sekali-sekali" Perintah gua
"Iya makasih ya"

Lalu okta naik ke atas dan mengambil sejumlah uang.

"Ini" Okta memberikan uang
"500 ribu? apa gak kebanyakan?" Tanya gua
"Gak kok" Ucapnya

Lalu gua mengeluarkan sebuah boneka beruang dan memberikannya ke Okta.

"Ini kalo ada hantu dirumah lo, boneka ini akan menangis, karena udah gua doakan, jadi kalo boneka ini nangis panggil gua lagi dan gua bakal ngusirnya secara gratis" Ucap gua
"Iya, makasih ya sekali lagi makasih" Ucap okta

lalu kami semua bergegas pulang setelah membereskan semuanya, gua bagi uang itu ke mereka masing-masing 100, dan Muhen gua beri 200 ribu karena dia melakulan akting yang keren.
Gua pulang berboncengan dengan muhen.

"Gua udah tau semuanya bohong" Ucap Muhen
"Bwahahah, tolol. Kan gua bilang semua bohong" Ucap gua
"Kok lo milih gua?" Tanya muhen
"Karena lo gak percaya hantu sama kaya gua, untuk saat ini nikmatin dulu uang itu" Ucap gua

Yah begitulah cara gua mengusir hantu, semua nya penuh kebohongan, hanya dengan mulut yang manis dan akting yang hebat semua sempurna, tapi masih ada yang mengganjal di otak gua.
Bagaimana cara mengusir hantu yang mengikuti Nabillah, gua harus banyak belajar, dan melakukanya dengan serius.




Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Aku Seorang Pengusir Hantu Part 8


Aku Seorang Pengusir Hantu Part 8

Gua langsung berembuk dengan kawan-kawan gua untuk masalah ini.

"Sepertinya kita batalin aja gih, gua gak bisa" Ucap gua
"Kenapa Ben?" Tanya Muhen

Gua bingung mau bilang apa, tapi aura di dalam sangat terasa beda, aura itu sama seperti ketika gua lagi bermimpi dan gua bertemu pemandu gila yang terus nyekek gua.

"Udah batalin aja lah, gua gak bisa ngusir setannya" Paksa gua ke mereka
"Gua yang bakal ngambil tugas lo" Ucap Muhen dengan tegas

Gua lihat Muhen menghampiri mba Tina, dan gua gak tau mereka membicarakan apa sampai muhen masuk ke ruangan itu sendirian, dia menghidupkan lilin di ruangan itu dan di lakulan secara memutar, persis seperti yang gua lakukan di rumah okta, dan muhen mulai melakukan ritual itu. Tapi ada yang aneh, gua melihat bayangan di belakang muhen, bukan ini bukan bayangan Muhen. Bukan, ini jelas bukan bayangan muhen, sampai sebuah dentuman keras berasal dari ruangan itu

"Muhen ! Kabur !" Teriak gua ke Muhen

Gua bisa ngeliat reaksi muhen, tidak jangan ! dia kerasukan !
Tiba-tiba muhen menjerit dan menggila di tengah lilin itu, dia persis seperti orang gila di tengah lilin itu, matanya merah menatap ke arah gua, sial !

"Ben tolongin muhen" Ucap Praja

Gua gak bisa apa-apa, gua bukan pengusir hantu, apa yang harus gua lakuin, dan suara-suara aneh mulai muncul lagi dari dalam ruangan itu, muhen terus menjerit tidak karuan, gua bingung , gua gak tau apa yang harus gua lakuin.

"Aping, al sama Praja mundur, ajak mba Tina agak menjauh" Perintah gua

Mereka semua menuruti perintah gua, siapapun saat ini tolong gua, tolong.
Gua memejam kan mata gua sampai ada suara muncul, suara ini sangat familiar, dia sering muncul. Benar suara pemandu.

"Hai aku pemandumu, ada yang bisa ku bantu" Ucapnya

gua membuka mata gua dan gua melihatnya tepat di samping gua, gua menengok ke arah muhen, dia masih melakukan hal yang sama seperti tadi, menjerit dan menggila.

"Hantu jenis apa yang merasukinya pemandu?" Tanya gua
"Aku tidak tahu begitu jelas, tapi hantu ini kuat" Ucapnya
"Bisa kau lawan dia?" Tanya gua lagi
"Dia manusia" Ucap pemandu itu

Apa manusia? gua masih gak paham apa yang di maksud pemandu ini bahwa dia manusia.

"Dia manusia? kau serius pemandu?" Tanya gua lagi
"Iya dia manusia, dia memang kuat tapi dia bukan jin" Ucapnya
"Lalu kau jin?" Tanya gua
"Begitulah" Jelasnya

Gua lihat ke arah muhen dan mencoba memanggilnya.

"Muhen !" Panggil gua

Muhen menatap ke gua dengan tatapan tajam, sial dia sepertinya bakal menyerang gua.
Bruak. Tinjuan berkali-kali melayang di wajah gua, gua mencoba menahan semua pukulan yang di lakukan muhen, gua mencoba memukul nya tapi sepertinya tidak ada yang bisa gua lakukan.

"Aku akan masuk" Ucap pemandu itu

Gua lihat pemandu itu masuk ke tubuh muhen, ini benar-benar tidak masuk akal, ini tidak logis, ini di luar kemampuan siapapun, yang gua alami sekarang bukan hanya tidak masuk akal, tapi ini sangat menyeramkan.
Gua lihat muhen menjerit, dia menjerit sangat kuat ! lalu sang pemandu itu keluar dari tubuh muhen, dan muhen pingsan.

"Suruh teman-temanmu bawa dia keluar dari ruangan ini" Ucap pemandu itu
"Tapi dia akan melihatmu" Sanggah gua
"Tidak akan" Ucapnya

gua panggil praja dan al agar membawa muhen keluar dari ruangan ini, mereka mengikuti perintah gua dan tinggal gua dan pemandu di dalam ruangan itu

"Apa yang harus kulakukan selanjutnya?" Tanya gua kepemandu
"Dia manusia, kekuatannya kuat bahkan lebih kuat dari kami, tapi tidak akan bertahan lama, dia akan kembali ke tubuhnya, nanti kau ikuti aku, aku akan mengikutinya ketika dia mencoba kembali ke tubuhnya, kalau dia tidak kembali ketubuhnya dia akan mati" Jelas si pemandu
"Kenapa kau membantuku, siapa kau sebenarnya? " Tanya gua
"Sudah ku bilang, aku pemandumu" Ucapnya
"Kenapa kau terus menyerangku dan siapa sosok yang kau bilang itu ayahmu?" Tanya gua lagi
"Aku hanya mengetesmu" Pemandu itu tersenyum

Gila ! Setan macam apa bisa senyum, bahkan senyumnya lebih menyeramkan dari cekik kannya.

"Sekarang" Ucap pemandu itu

Pemandu itu pergi sangat cepat seperti terbang, gua mencoba mengikutinya dan gua terus berlari sampai keluar dari kantor telkom, gua terus berlari sampai gua masuk ke sebuah perkampungan, dan pemandu itu berhenti di sebuah rumah hijau.

"Dia di dalam sini" Ucap pemandu itu

Gua berdiri di depan rumah itu, sampai seorang pria keluar memegang senapan angin dan siap menembak, gua dengan sigap bersembunyi semampu gua di balik tembok agar jauh dari jangkauan tembaknya.

"Pergi dari sini ! atau lo mati bocah !" Teriaknya

Senapan itu gak akan ngebunuh gua, tapi senapan itu bisa ngebuat gua lumpuh sementara.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya gua ke pemandu itu
"Menunggu" Ucapnya

Siapapun pemandu ini, dia telah banyak membantu gua.




Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Aku Seorang Pengusir Hantu Part 10


Aku Seorang Pengusir Hantu Part 10

Semenjak kejadian terakhir di telkom gua belum ada panggilan lagi, dan gua membagi hasil kerja kami, gua masih saja hobi membaca buku witch and vodoo yang gua dan Praja beli, dan gua masih menyimpan tongkat mainan itu.
Hari-hari berjalan seperti biasa, dan pembukaan ekstrakulikuler / organisasi sudah di buka, gua dan Praja memutuskan bergabung di Pecinta Alam Pendaki Gunung , gua segera menuju ke stan pendaftaran, gua lihat sepertinya peminatnya banyak , gua banyak kenal kawan baru disini, dan saat ini gua disini terkenal sebagai pengusir hantu, lalu ada kakak kelas yang menegur gua.

"Bena ya, mau gabung ke PA?" Tanyanya
"Masih mikir saya mba, tapi kayanya sih iya" Ucap gua
"Mau ngusir hantu di gunung ya?" Tanyanya
"Haha gak mungkin lah mba, itu kan tempat mereka" Ucap gua ngasal

Pemandu gua yang menyarankan untuk bergabung di PA karena banyak pengalaman yang akan gua dapatkan kalau gua bergabung disini, lalu gua pergi ke kamar mandi untuk mengobrol dengan pemandu gua sejenak.

"Tan, serius gabung ke PA?" Tanya gua
"Serius, kalo lo bisa ngajarin gua maen komputer dan main game, nanti gua bantuin digunung, janji" Ucapnya
"Eleh janji setan mana ada yang bisa dipercaya" Ejek gua
"Terserah, biar aja lo didatengin setan gunung" Tannia mencibir gua
"Oke gua ajarin main game, tapi kalo sampe lo bohong gua tidurin lo untuk selamanya ya?" Ucap gua
"Oke siapa takut" Tantangnya

Gua keluar dari kamar mandi dan banyak orang yang tiba-tiba menguping gua.

"Siapa kalian?" Gua bertanya ke mereka

Ada sekitar 3 orang disini, dan mereka sama sekali tidak gua kenal, tapi gua tau kalau mereka juga anak baru disini.

"Eh, gua nungguin lo, gua mau kencing" Ucapnya

Gua berjalan pergi dari kamar mandi dan gua melihat Etet sedang berdiri dekat kamar mandi, tiba-tiba Tannia menyentuh mata gua, entah kenapa dia melakukan ini, dan gua dapat melihat dengan jelas bahwa etet juga punya seorang pemandu, tapi pemandu ini pria dan jauh lebih dewasa di banding Tannia.

"Itu pegangan lo?" Tanya etet tiba-tiba

Gua berpura-pura tidak tahu, karena gua saat ini gak mau mencari masalah.

"Anak kecil itu pemandu lo?" Tanyanya lagi
"Jangan pernah sentuh dia ! paham !?" Bentak gua
"Terus lo mau apa? ribut?" Tanyanya
"Gak ada gunanya ribut, gua gak mau cari masalah disekolah" Ungkap gua
"Lo takut? gini aja kita buktiin saat diksar nanti di gunung, gua masih nyimpen dendem sama lo karena ganggu pekerjaan bapak guua" Ucapnya
"Gua gak kenal siapa bapak lo , jadi gua gak ada urusan sama lo !" Gua agak meninggikan suara

Bruak, sebuah pukulan melesat tepat di wajah gua, gua membalas pukulannya, dan kami berantem disitu, badannya tidak lebih besar dari gua tapi tenaganya kuat, hingga sebuah pukulannya tepat di dada gua hingga gua terpental, walaupun tidak jauh tapi ini lumayan sakit. Gua bangun tapi Tannia menahan gua.

"Kenapa?" Tanya gua

Tannia hanya menggelengkan kepalanya, yang menandakan jangan.

"Pegangan lo gak bisa apa-apa ya?" Tanya etet
"Eh badjingan, jaga mulut lo !" Bentak gua

gua gak terima Tannia di hina, dia benar-benar melukai perasaan gua saat dia menghina Tannia.

"Lemah" Ejeknya

Lalu dia meninggalkan gua begitu saja, pemandu apa yang ada di belakangnya, pria dewasa , badannya cukup besar dan sepertinya lebih dewasa di banding Tannia.

"Huh, apa-apaan gua kalah sama cebol kaya dia" Ucap gua kesal

Gua berjalan menuju kelas, dan dia menatap gua dengan tatapan tajam, gua masih dapat melihat jelas pemandu yang ada di belakangnya, tapi untun sekarang gua harus bersikap acuh tak acuh dengan dia.

"Gua denger lo tadi berantem ya sama etet?" Tiba-tiba muhen menghampiri gua
"Entah lah, tiba-tiba dia nyerang gua" Ucap gua kesal
"Katanya dia anak dukun waktu itu tau" Ucap Al yang juga datang
"Gua gak perduli untuk sekarang" Ucap gua

Tidak berselang lama guru datang dan memulai pelajaran, rasa sakit di dada gua masih terasa, padahal dia hanya memukul gua lemah tapi itu lumayan sakit, dan badannya sangat kecil, apa dia di bantu oleh pemandu di belakangnya?
Tannia memanggil gua dan membisikan sesuatu yang membuat gua sedikit shock.

"Dia jin yang kuat, mungkin sudah hidup puluhan ribu tahun" Ucap Tannia

Gua cuma bisa diam, karena saat ini gua gak bisa berbicara dengan Tannia, bisa di anggap gila gua di kelas ini.

"Gua gak tau dia sudah perjanjian darah atau belum, tapi tadi ketika gua melihat pukulannya ke lo kayanya dia sudah melakukan perjanjian darah dengan jin itu" Ucap Tannia lagi
"Maksud lo sesat?" Tanya gua ke Tannia

Tiba-tiba Praja melihat gua, anjir gua keceplosan.

"Lo ngomong sama siapa ben?" Tanya Praja
"Gua lagi ngobrol sama Salazar" Ucap gua ngasal
"Lo serius, dia disini sekarang?" Suara Praja sangat kuat

Gua lihat guru yang mengajar menatap ke kami karena suara Praja yang kuat.

"Pelan-pelan anjir, bego bener sih lu" Ucap gua pelan
"Sorry-sorry, gua boleh ketemu Salazar?" Tanyanya
"Nanti aja, lo pulang sekolah ke rumah gua" Ucap gua
"Oke oke" Ucap Praja

Lalu Tannia melanjutkan pembicaraanya.

"Iya kalau kata kalian manusia, jika kalian melakukan perjanjian dengan jin untuk mendapatkan kekuatan atau semacamnya itu biasa di lakukan dengan perjanjian darah, dan itu adalah aliran sesat" Tannia menjelaskan
"Lalu, apa efek yang akan di terimanya?" Gua bertanya ke Tannia lagi

Praja masih bingung, tapi sepertinya dia lama kelamaan mulai terbiasa dengan obrolan gua dan Tannia walaupun dia gak bisa mendengar Tannia ataupun melihatnya.

"Gua gak tau, tapi kalau nyawa itu gak mungkin karena hanya Allah yang bisa mencabut nyawa, tapi kalau gua rasa dia sering ngasih sesajen ke jin itu" Jelas Tannia

Gua hanya menangguk dan melanjutkan memperhatikan pelajaran, ternyata etet itu bukan orang biasa, pantas saja waktu itu dia nanya ke gua dengan sangat detail, ternyata perselisihan gua dengan dukun gila itu belum selesai, ini hal yang ngebuat gua takut untuk sekarang.




Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Aku Seorang Pengusir Hantu Part 12


Aku Seorang Pengusir Hantu Part 12

Sepertinya Praja tidak dapat memenuhi keinginanya melihat Salazar karena untuk beberapa hari ini gua tidak tahu Tannia ada dimana.
Gua berangkat ke sekolah, dan gua juga tidak dapat melihat pemandu dari eter karena Tannia tidak berada disisi gua.
Etet lalu menghampiri gua, tapi gua bersikap tak acuh dengannya.

"Lo tau tentang Ra, dewa matahari yang di percaya di mesir Ben?" Tanyanya

Gua masih gak perduli dengan apa yang dia ucapkan.

"Sepertinya Ra akan mengamuk nanti ketika kita di gunung, karena sebentar lagi kita akan naik karena kita berada di organisasi yang sama" Ucapnya

Gua lupa memberitahu kalian bahwa gua sudah mendaftar di PA begitupun dengan Etet.

"Jadi menurut lo pegangan konyol lo itu pergi gitu aja karena takut akan kemarahan dewa Ra? Bukan begitu?" Ucapannya yang membuat gua kesal
"Jaga mulut lo !" Bentak gua
"Wow, lo kehilangan l*nte untuk nemenin malam lo ya?" Ejeknya

Dengan cepat gua langsung meninju wajahnya, tepat di dagunya dia terjatuh , sepertinya dia tidak sempat untuk menghindar karena dia tidak menduga gua akan menyerangnya.

"Sakit juga, hahahaha lo marah karena l*nte lo ninggalin manusia menjijikan kaya lo ya?" dia memancing amarah gua

Gua mencoba pergi tapi dia tetap mengikuti gua dan terus memprovokasi gua.

"Gua pinjem sih l*nte lo sebentar untuk ngawanin gua malem ini" Ucapnya

Gua masih mencoba sabar ketika dia terus mengejek gua.

"Gua ingetin satu hal sama lo, kalo lo gak di kawanin l*nte lo, gua terlalu mudah untuk ngancurin lo nanti di gunung" Ucapnya

Gua menoleh ke arahnya dan lagi-lagi gua melayangkan pukulan gua, tapi kali ini di tahan olehnya.

"Mau nyerang gua lagi? mati gih" Ucapnya

Dia mendorong gua dengan pelan tapi hentakanya sangat kuat, gua terjatuh untuk kedua kalinya di tangan dia.

"Segitu aja lo udah jatoh? lo sebut lo laki?" Ucapnya

Gua bangun dan menyerangnya lagi tapi lagi-lagi dia menahan pukulan gua.

"Percuma ben lo mau usaha keras gimana juga, karena RA tetap di belakang gua" Ucapnya

Dia menghentakan tangannya lagi dan kali ini sakit terasa di dada gua, padahal dia menghentakkan tangannya di tangan gua, tapi kenapa dada gua yang sakit, walaupun kali ini gua gak jatuh tapi ini sangat menyakitkan.

"Sampai jumpa di gunung dan bertemu dewa matahari sesungguhnya" Ucap dia
"Lo tau gak tet?" Tanya gua
"Sampah macem lo gak pantes nanya ke gua !" Bentaknya

Dia menendang wajah gua hingga terpental, cih seandainya ini bukan di belakang sekolah pasti udah banyak yang misahin, bisa mati gua terus-terusan disini, hidung gua mimisan lagi, kenapa sih gua harus selemah ini.

"Dewa matahari gak akan muncul malam hari" ucap gua

Dia menatap gua dengan tatapan yang sangat mengerikan, lalu dia melesatkan pukulannya ke arah wajah gua, gua mencoba menahan pukulannya, tapi sepertinya dia berhenti untuk memukul gua.

"Kenapa berenti tet ?" Tanya gua

Gua memang sedikit gemetaran, tapi gua gak paham kenapa dia berenti mukul gua.

"Belum saatnya" Ucap Etet

Lalu dia pergi meninggalkan gua, badan gua lemas karena tendangannya tadi, ah dada gua sakit. Siapa badjingan ini sebenarnya, gua gak pernah ngerasa setakut ini sama orang, dan dia belum apa-apa udah ngebuat gua takut, mimisan di hidung gua juga gak mau berenti padahal udah gua tutupin pake dasi, ah sial gua mau hidup normal !
Gua berjalan kekelas sambil menahan hidung gua yang berdarah dengan dasi, mimisan ini gak berenti-berenti, Nabillah menengok ke gua dan menghampiri gua.

"Lo kenapa ben?" tanyanya
"Gak apa-apa kok, tadi kepleset terus mimisan deh" gua berbohong
"Hmm, ini tisu" Dia mengeluarkan tisu dari kantung bajunya

Nabillah mengarahkan tisu itu ke arah wajah gua, dan menahan keluarnya darah dari hidung gua, dada gua terasa sangat sakit, gua merebahkan diri di kursi dengan posisi menyender lalu memejamkan mata gua, Nabillah terus menahan darah yang keluar dari hidung gua.
Gua memejamkan mata gua , tapi ketika gua membuka mata aura di kelas ini berubah dan gua gak melihat seorangpun disini, gua banyak melihat roh gentayangan disini, mereka mencoba mendekat ke gua, gua ketakutan setengah mati, ini persis yang terjadi di kamar gua. Ketika mereka mendekat tiba-tiba Tannia entah dari mana datang dan mengusir mereka semua.

"Maaf gua ngilang" Ucapnya
"Ada yah setan bisa minta maaf" Ucap gua ke dirinya

Dia menoleh ke gua, dari matanya keluar air mata, tapi bukan air yang keluar melainkan darah, apakah dia menangis?

"Lo nangis Tan?" tanya gua
"Gua gak akan ninggalin lo lagi" Ucapnya
"Ah lebay lo" Ejek gua
"Lebay itu apa?" Tanyanya

Oh iya gua lupa mengajarkan beberapa kata kata gaul ke dia.

"Lebay itu berlebihan, apus air mata lo , nyeremin" Ucap gua
"Ini bukan air mata , ini hukuman" Jelasnya
"Hukuman dari siapa?" tanya gua
"Lo gak perlu tau, suruh nabillah itu ngejauh dia dari tadi megangin idung lo" Ucapnya
"Lah kenapa memangnya, lo cemburu?" Goda gua
"Siapa yang cemburu, gak nyaman aja gua ngeliat dia kaya gitu" Ucap Tannia

Gua menyentuh diri gua dan gua bangun dari tidur gua, lagian kenapa gua dari tadi gak langsung masuk ya pas roh roh itu mendekat, ah gua memang goblog.

"Tidur aja lagi" Nabillah tersenyum
"Udah gak apa-apa darahnya juga gak ngalir lagi" Ucap gua

Nabillah melepas tisu yang penuh darah itu dari hidung gua, lalu Tannia menampakkan dirinya ke gua, kemana dia beberapa hari ini, dan hukuman apa yang dia terima sampai matanya mengeluarkan darah?
Gua melihat Etet masuk ke kelelas, dan gua kali ini dapat melihat pemandu etet, apa pemandu itu RA dewa matahari dari mesir?
Gua perhatikan jin itu memang terlihat kuat, tapi gak masuk akal seekor monyet kecil seperti etet bisa merintah dewa matahari dari mesir, goblog.
Gua saat ini ingin banyak bertanya ke Tannia, tapi ada Nabillah disini jadi gua gak bisa berbicara apapun ke Tannia.

"Makasih ya" ucap gua ke Nabillah
"Sama-sama" Dia tersenyum
"Gimana setan yang ganggu lo? masih?" Tanya gua
"Masih sih, gua masih ngerasa dia ada di sekeliling gua, gua udah biasa kok" Ucapnya
"Gua bakal bantu lo, tapi gak sekarang, gua janji" Gua tersenyum

Nabillah menatap gua dan memegang pipi gua lalu dia berjalan ke kursinya, gua merebahkan kepala gua ke meja dan mencoba berbicara dengan Tannia.

"Tan" Panggil gua
"Apa?"

Gua masih melihat darah terus keluar dari matanya

"Bener tah jin nya etet itu RA dewa mesir?" Tanya gua

Tannia sedikit terkejut, lalu dia tertawa, bener dugaan gua kalo Tannia adalah jin yang gila.

"Gua gak tau" Tannia mengucapkan dengan ekspresi datar
"Apaan sih lu Tan, gak jelas" Gua kesal
"Kalo memang dia RA, ngapain dia ke Indonesia , terus kalau memang dia RA kita gak bisa ngelawan dia" Ucap Tannia
"Alah gak mungkin lah, si monyet kecil itu bisa dijagain RA" ucap gua
"Iya sih, artinya dia bohong, tapi bukan semudah itu walaupun dia bukan RA dia jin yang kuat" Jelas Tannia

Gua berfikir keras untuk terus mencerna hal ini, gua menengok ke arah etet si monyet kecil, dia seperti biasa duduk tenang tanpa memperhatikan sekitarnya.

"Tan" Panggil gua lagi
"Apa?"
"Sampai kapan air mata itu terus netes" Tanya gua
"Bentar lagi juga hilang" Jelasnya

Gua rasanya ingin menyentuhnya tapi itu mustahil ketika dia dalam bentuk Jin, oh iya satu pertanyaan lagi yang harus gua ajukan ke dia.

"Tan, siapa yang ngirim jin kemarin untuk ngebunuh gua?" Tanya gua

Tannia diam, dia tidak menjawab pertanyaan gua, biasanya dia selalu menjawab pertanyaan gua tapi kali ini dia hanya diam.

"Tan?" Tanya gua lagi
"Gua harus ngelanggar perintah untuk kedua kalinya jika gua menjawab pertanyaan lo yang ini ben" Jelasnya
"Kalau memang itu berat gak usah di jawab Tan" Ucap gua
"Yang mengirim jin kemarin adalah Tuanku" Ucapnya
"Siapa tuanmu?" Tanya gua
"Sang Iblis" Jelasnya
"Kenapa dia mau ngebunuh gua?" Tanya gua
"Karena gua melanggar kodrat" Ucap Tannia
"Kodrat apa?" Gua masih penasaran
"Gua mencintai manusia" Ungkapnya
"Hahaha, siapa sih yang lo cintai?" Gua bertanya karena penasaran
"Lo ben" Jelasnya

Deg. Gua gak salah denger kan apa yang dia ucapin barusan?
Gua gak bisa ngomong apa-apa sekarang, gua memalingkan wajah gua agar gua gak bisa melihat Tannia, ini udah ketetlaluan Tan, gua pernah denger sih dari cerita kalau setan bisa bersama manusia dan saling mencintai, tapi jujur Tan gua mau hidup normal, gua manusia dan lo Jin kita beda alam, gua gak bisa mencintai lo, gua memang sayang sama lo tapi gua gak bisa untuk mencintai lo.
Saat gua melihat ke Tannia, bahkan bukan hanya dari matanya yang mengeluarkan darah, dari hidung dan telinganya pun mulai mengeluarkan darah.
Apa ini hukuman yang dia terima kalau dia melanggar perintah iblis? siapa iblis itu?

"Tan, siapa iblis itu?" Tanya gua
"Dia adalah salah satu jin terkuat yang ada diwilayah ini" Jelas Tannia
"Ada berapa iblis di dunia?" Tanya gua lagi
"Ada banyak, karena para iblis membangun kerajaan disuatu wilayah, dan salah satunya ada kerajaan disekitar sini, dan karena gua masuk ke daerah iblis itu jadi gua harus mengikuti pertarurannya" Jelasnya

Gua melihat Tannia menjerit, dia seperti menahan sakit yang teramat sangat , gua gak bisa membayangkan apa yang dia rasakan sekarang , maaf Tan gua gak bisa apa-apa, bahkan saat gua melihat dia menahan sakit itu air mara gua jatuh, gua gak bisa ngeliat dia terus di sakitin, gua gak bisa.

"Ben dari tadi lo ngomong sama siapa sih?" Nabillah tiba-tiba datang menghampiri gua

Gua shocked karena Nabillah dari tadi mendengar pembicaraan gua.
Lalu Praja datang, memang bocah ini persis seperti jin yang tiba-tiba ada dan tiba-tiba hilang.

"Dia lagi ngomong sama salazar" Ucap Praja
"Siapa Salazar?" Tanya nabillah
"Gak tau tuh, gua mau ngeliat aja dia gak pernah mau ngasih" Ucap Praja

Gua tidak sengaja melihat etet dari tadi memperhatikan gua, lalu dia menyuruh jin nya untuk menghampiri gua.

"Saya mendapat perintah dari tuan, dia hanya ingin mengucapkan sesuatu, dia bilang bahwa jin lemah mu akan mati bersamaan dengan mu digunung nanti" Ucap jin yang gua ketahui bernama RA

Lalu jin itu pergi dan kembali ke etet, gua lihat etet tersenyum saat melihat gua, tunggu tet bakal gua apus senyum itu dari bibir lo untuk selamanya, tunggu !




Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus

Aku Seorang Pengusir Hantu Part 14


Aku Seorang Pengusir Hantu Part 14

Gua duduk menyender sambil santai memakan pisang, dan Tannia mulai bercerita, gua lihat ketiga wanita di kelompok gua udah tidur jadi gua bisa dengan bebas mengobrol dengan Tannia.

"Ada beberapa jenis jin di dunia ini dan mereka di bagi beberapa bagian dan golongan" Ucap Tannia

Gua masih mendengarkan dan mengemil pisang yang gua cari.

"Yang pertama itu golong Al-Jan, jin golongan ini sama seperti kalian manusia butuh makan, butuh tidur, dan gua rata-rata jin di gunung ini adalah Al-Jan" Ucap Tannia
"Lanjut" Ucap gua
"Lalu Al-A'mir jenis jin yang suka meniru perbuatan manusia, seperti bernyanyi, mandi intinya dia menyukai perbuatan dan mengikuti apa yang di lakukan manusia?" Jelas Tannia
"Lo Al-A'mir ya?" Tanya gua
"Bukan, mereka jin lemah dan hanya bisa mengikuti perbuatan manusia, mereka adalah salah satu jin bodoh" Jelas Tannia
"Oh, Lanjut" Ucap gua sambil membuka pisang yang terakhir
"Lalu ada Al-Ifrit nah ini adalah jenis gua, Al-Ifrit adalah khodam bagi manusia, kami bisa baik dan jahat, contoh Al-Ifrit yang jahat adalah Al-Ifrit yang dimiliki etet" Jelasnya
"Oh gitu, terus jin yang di punyai kak Pidah apaan?" Tanya gua
"Gua belum selesai ini" Ucapnya kesal
"Ya ya, Nah ifrit juga bisa memberikan kekuatan ke manusia, jika melakukan perjanjian darah" Jelas Tannia
"Ya ya lanjut" Gua sambil mengunyah pisang terakhir
"Nah lalu ada Al-Arwah, gua juga hampir menjadi al-arwah tapi belum cukup kuat, dan mereka ini bisa menjelma menjadi manusia bahkan menyerupai orang yang kita kenal, lo inget jin yang waktu itu dateng kerumah lo? dia Al-Arwah, Makanya dia bisa menyerupai Nabillah bahkan Al-Arwah ini bisa memperkosa manusia jika dia adalah jenis jin yang nakal, dan gua fikir Jin yang ada di Pidah adalah Jin Al-Arwah mungkin dia dulu jin Ifrit juga seperti kami, tapi dia sudah naik ke tahap selanjutnya dan lebih kuat" Jelas Tannia
"Bwahahaha, Naik ke tahap selanjutnya? Naik level dungeon ya?" Canda gua
"Game aja yang dipikiran lo,sampe detik ini lo belum nepatin janji lo" Tannia kesal
"Pulang dari sini ya Tannia tayang aku" Goda gua
"Terserah" Ucapnya

Memang kalau wanita, dia mau jenis manusia ataupun Jin , kata terserah adalah kata mitos yang tidak akan bisa kita patahkan.

"Lanjut yok" Ucap gua
"Males" ucapnya
"Ayolah" bujuk gua
"Janji ya?" Ucapnya
"Iyaaa" Gua meyakinkan

Lalu Ningsih bangun dan melihat ke arah gua.

"Lo ngomong sama siapa sih dari tadi, bukannya tidur" ucapnya
"Woles" ucap gua

Gua keluar dari shelter dan memandang bulan, hm sepertinya sudah jam 1 malam.
Lalu gua masuk lagi karena masih ingin tau tentang jin lainnya.

"Lanjut" Ucap gua
"Nah uang terakhir adalah As-Syaiton" ucapnya
"As-Syaiton itu iblis?" Tanya gua
"Yaps, dan jenis As-Syaiton bisa merasuk ke hati manusia, dia adalah jin terkuat yang pernah ada, dan kami jin rendahan selalu mengikuti perintahnya dan jika melanggar kami akan di hukum dan hukuman itu sangat menyakitkan" Jelasnya
"Gua gak bahas hukuman, udah cukup lo ngerasain sakitnya hukuman itu" Ucap gua
"Iya"

Gua lagi-lagi keluar shelter untuk melihat ke langit, bulan malam ini sangat indah, gua mengambil pisau kecil gua dan mencoba mencari pisang lagi karena persediaan pisang di shelter sudah habis karena gua makan, saat gua sedang jalan gua melihat sesosok jin yang datang ke arah gua, dia menatap gua dengan tatapan tajam, rupanya sangat menyeramkan, lalu dia lewat begitu saja.

"Siapa itu tan?" tanya gua
"Jin lah" Jelasnya

Ah memang Tannia agak susah di ajak ngomong karena memang otaknya sengklek kalau memang dia punya otak.

"Lalu siapa pemburu arwah?" Tanya gua lagi
"Itu Al-A'mir dia mau masuk ke tubuh manusia dan menjadi manusia" Ucapnya

Gua jalan lagi lalu Jin yang tadi menatap gua tajam kembali dan melayang tepat di depan gua lalu berhenti, dia menatap gua, matanya merah tajam, dia terus memperhatikan gua, gua cengkram erat pisau kecil di tangan gua.

"Apa maumu?" Tanya gua
"Jauhin aja" Ucap Tannia

Gua menghindar darinya, dan dia mengikuti gua lagi.
Lalu Tannia berbicara dengan jin itu dengan bahasa yang tidak gua mengerti, Tannia terlihat aneh setelah berbincang dengan jin itu lalu jin itu pergi.

"Ada apa Tan?" Tanya gua
"Jin etet tertangkap" Ucap Tannia
"Lalu?" Tanya gua

Tannia entah melakukan apa, dan suasana gunung berubah, gua seperti di dalam sebuah istana, banyak perhiasan-perhiasan di dalan ruangan ini.

"Kita dimana?"Tanya gua
"Kerajaan Sukma Hilang" jelas Tannia
"Kenapa lo ngebawa gua kesini?" tanya gua lagi

Tannia diam, dan gua melihat kak pidah di belakang gua.

"Karena kita akan menyelamatkan etet" Jelas kak Pidah

Gua agak kaget saat melihat kak pidah tepat di belakang gua, dia juga ternyata masuk kekerajaan jin ini.

"Gua yang menyuruh Tannia untuk datang kesini, dan jin tadi adalah salah satu jin yang gua miliki" Ucap Kak Pidah
"Tapi dia tidak sekuat yang gua bayangin kak" Ucap gua
"Jelas, gua ada banyak jin peliharaan dan dia cuma jin pesuruh" Ucap Kak Pidah
"Jadi kenapa kita harus nyelametin etet?" Tanya gua
"Gak usah banyak tanya dan jalan sebelum pengawal pengawal lemah itu dateng dan ngebuat keributan" Jelak Kak Pidah

Gua jalan , Tannia tetap berada di belakang gua, dia terlihat sangat ketakutan, lalu gua mendengar musik aneh entah dari mana, kak Pidah jalan mengikuti arah musik itu, ini sama sekali tidak terlihat seperti gunung, ini Istana.
Sesampainya di sumber suara musik itu kak Pidah berenti.

"Dimana Jin mesir itu?" Tanya kak Pidah
"An-Nas" Ucap jin itu

Gua lihat jin itu memainkan sebuah alat musik seperti piano tapi bentuknya aneh.

"Cih, Al-A'mir" Ucap Kak Pidah
"An-nas untuk apa kalian kesini?" Tanya jin itu
"Sudah ku bilang dimana jin mesir itu?" Tanya kak Pidah
"Apakah kau kesini untuk bermusyawarah?" Tanya jin itu
"Terserah kau saja Al-A'mir !" Jerit Kak Pidah

Lalu Jin yang menyeramkan itu muncul, ya Al-Arwah itu jin yang gua lihat sebelumnya tapi kali ini sangat jelas, tubuhnya di baluti warna merah darah segar, ini benar-benar mengerikan.
Gua lihat Tannia hanya diam tanpa bergerak sedikitpun, gua tau dia takut pada saat kondisi seperti ini.
Dan gua lihat dengan seketika Al-Arwah itu menyerang Al-A'mir hingga dia kabur tidak karuan, tapi Al-Arwah itu terus mengejar Jin itu hingga tertangkap dan gua lihat dengan jelas bahwa jin itu hancur dan di telan oleh Al-Arwah milik kak Pidah, siapa orang ini?

"Tan?" Gua memanggil Tannia
"Apa?" Jawabnya
"Seseram itu?" Tanya gua
"Jin di dunia ini jumlahnya milyaran, dan mungkin hanya jutaan jin yang bisa menjadi Al-Arwah" Jelas Tannia
"Wow" Gua terkagum

Siapa kak Pidah ini sebenarnya, gua bisa lihat dengan jelas jin itu menelan jin lainnya, ini gila ini halusinasi gua.

"Ben, kita udah melakukan kontak kita harus cepet" Jelas Kak Pidah
"Kenapa kita ngelakuin hal ini?" Tanya gua
"Karena Jin nya etet itu adalah Jin Mesir, walaupun dia bukan anak dari RA tapi kalau dia sampe kenapa-kenapa jin mesir gak akan ngebiarin , dan bakal ada perang" Jelas Kak Pidah
"Gua gak ikut-ikutan kak, gua mau hidup normal loh" Jelas gua
"Dan lo mau Tannia jadi korbannya?" Tanya Kak Pidah

Gua menatap ke Tannia, dia tertunduk lesu karena ucapan gua barusan.

"Oke gua ikut !" Ucap gua dengan tegas

Ketika kami ingin keluar dari ruangan ini tiba-tiba ada sebuah jin yang menyerupai Al-Arwah dari kak Pidah, tapi memiliki rupa yang lebih tampan.

"Terlambat" ucap kak Pidah
"Selamat datang di kerajaan Sukma Hilang, selamat bersenang-senang untuk selamanya disini" Ucap jin itu

Apa dia jenis Al-Arwah atau As-Syaiton, gua melihat ke arah Tannia dia sangat ketakutan, bahkan Kak Pidah pun gemetar.

"Kalian ingin menyerupai apa nanti? Pocong? Genderuwo? Atau tuyul?" Tanya jin itu
"Al-Arwah badjingan !" Teriak Kak Pidah
"Aku tidak mengerti bahasa sampah, apa kau tidak akan tersinggung jika ada seseorang datang kerumah mu dan seseorang itu berteriak badjingan di depanmu?" Tanya Jin itu

Gua memperhatikan situasi ini, gua harus cepat mengambil solusi, gua harus cepat berfikir, gua Manusia gua lebih kuat dari mereka !
Gua berlari dan mencoba menyerangnya dengan pisau kecil yang dari tadi gua pegang, dia dengan sigap menangkap gua dan mencekik leher gua dengan sangat keras , ini sangat sakit sangat sakit.

"An-Nas yang menjijikan ! Kalian tidak ingat ini di alam siapa !" Ucap Jin itu

Pendengaran dan tatapan gua berkurang, ah gua benar-benar gak bisa bernafas, jin apa ini bahkan Cekikan Tannia pun tidak sesakit ini.

"Kau mungkin lebih pantas menjadi tuyul" Ucapnya

Cekikannya bertambah keras, gua mulai kehilangan kesadaran gua, sial ! sial ! sial ! Dan pada akhirnya gua pingsan karena gua tidak dapat menahan sakitnya cekikan itu.




Lihat Semua Daftar Part Terbaru


Source : Kaskus