Selesainya jam pelajaran pertama yang enggak ada belajar-belajarnya. Saya mencari-cari si gadis cantik pendiam, Elisa yang ternyata menghilang entah kemana begitu jam kuliah selesai.
"Wah, udah ilang... jangan-jangan setan lagi... ilangnya cepet banget..." saya bergumam.
"Duluan ya ko"
"Duluan ya ko"
"Duluan ya ko"
"Duluan ya om"
What??
Saya menoleh. Dan si mahasiswi badung sedang cekikikan dengan temannya karena ulah temannya itu meledek saya.
"Iya sayang hati-hati" saya membalasnya.
"Bwahahahahahaha" tawa teman-teman mahasiswi badung itu pecah ketika wajah mahasiswi badung itu merah semerah-merahnya karena godaan saya barusan.
"Makanya jangan iseng, udah sana" saya menirukan gerakan seakan sedang mengusir gadis itu.
Gadis itu tersenyum malu dan pergi dengan teman-temannya yang masih tertawa terbahak-bahak.
"Oke.. masih banyak waktu sih untuk jam ke-4, ngapain dulu enaknya ya..." gumam saya sambil berjalan ke ruangan asdos.
Trrrrtttt...ttrrrrrtt...
"Ho?" saya merasakan BB saya berbunyi dan langsung menjawab panggilan telepon itu.
"Halo?"
"Sayang..."
"Oh.. kamu toh, kenapa Ris?"
"Kok gitu sih nanyanya?"
"Biasanya juga begini, so, ada apa nih, sayaaang??" jawab saya dengan nada dibuat-buat.
"Dasar" kata Risna, pacarku saat itu "Jemput aku dong, ntar barengan aja jam ke-4nya balik ke kampus, aku juga ngajar jam segitu"
Saya menilik cuaca di luar. Panas ah... males...
"Nanggung ah, kamu taksi aja deh" jawab saya.
"Sepi lho kost-an aku.."
"Eh?"
"Terus aku baru mandi.."
"Eehmm..." *gluk* #telanludah
"Lingerie baru kemarin kemana yaa...."
"Aku OTW" putus saya sambil memutuskan panggilan itu.
Jarak dari kampus ke rumah RIsna sebenarnya tidak jauh dengan ditempuh mobil. Paling 15 menit. Tapi kali ini cukup 7 menit mobilku sudah parkir di depan kost-an Risna.
Tok-Tok-
"Ris..."
"Hah? cepet amat datengnya?" seru Risna dari dalam kamar, kemudian saya mendengar suara langkah tergopoh-gopoh.
"Alamak-jan!" seru saya kaget ketika Risna membuka pintu hanya mengenakan handuk saja.
"Lho? kok kaget gitu? bukannya ini yang bikin kamu cepet datengnya?" goda Risna sambil tersenyum jahil.
"Aku gak tanggung ya, kamu yang mulai" kataku sambil memeluk gadisku itu.
Skip-skip...
"Ayano.. bangun dong.." kata Risna menggoyang-goyangkan badanku.
"Wat?" jawab saya gusar.
"Uda mau jam ke-4 nih, mau ampe kapan tidur?" kata Risna.
Ketika saya membuka mata, Risna sudah berdandan lengkap dan tampak siap pergi.
Cewek memang mengerikan.
-Krukk-
Perut saya berbunyi dalam perjalanan ke kampus.
"Aduh.. lupa makan lagi tadi..." keluh saya.
"Lagian kenapa gak makan dulu sih?" omel Risna.
"Tadinya mau makan, tapi..."
"Tapi?"
"Disodorin susu mana inget lagi lapernya..."
"Dasarr!!"
Sesampainya di kampus Risna memaksaku untuk membeli roti dan susu (susu beneran kali ini) untuk mengganjal perut. Di minimarket kecil itu saya kembali melihat sosok si gadis misterius. Elisa.
Gadis itu sedang membeli kopi cup yang dijual di minimarket ini.
"Halo Lisa, ngopi juga rupanya ya?" saya menyapa gadis itu.
"Oh.. ko Ayano.." kata Lisa, kemudian saya melihat matanya melirik sosok dibelakang saya. Risna yang sedang memborong kue basah.
Ampun deh.. cowoknya cuman dikasih roti, tapi dianya makan lemper dua, kroket diborong semua, pastel ama apaan lagi tuh, banyak deh pokoknya.
"Buset.. Ris, kamu mau traktir satu ruangan Asdos?" ledek saya.
"Enak aja, kamu sih mainnya semangat banget, aku kan jadi laper sekarang" katanya
"Huss..Huss!!!" ucapku panik mendengar omongannya. Entah kenapa saya tidak mau gadis di depan saya ini mendengar.
"Aku permisi dulu ko" Elisa beranjak pergi melewati aku dan Risna.
"Oh, Lis?"
Elisa berbalik "Ya?" wajahnya tampak.. entahlah risih bercampur bingung? (mungkin berpikir ni koko atu bawel bener yak)
"Kamu gak ada temen ya? sendirian mulu?"
Alisnya berkerut, kali ini jelas wajah itu adalah wajah orang bingung.
"Ada kok" jawabnya sambil berbalik pergi dan tidak menatap ke belakang lagi.
"Gebetan baru?" suara dengan nada mengancam muncul dari belakangku.
"Ris...." seru saya kaget. "Anak kelas aku, kayaknya antisosial gitu, takut jadi beban nanti.. ngomong-ngomong Ris..."
"Apaan?"
"Itu yang nonjol jangan ditempelin di punggung aku.. ntar di bawahku nonjol berabe nih"
"Biarin biar kamu malu, huh!" Risna mengambek. Yap, cewek satu ini kayaknya bisa mengalahkan rekor my sassy girl dalam urusan emotional roller coaster.
"Kamu cemburu lagi ya? perasaan aku ngomong ke ibu-ibu tukang nasi padang aja kamu cemburu juga sih?"
"Mana pernah aku begitu, enak aja"
Ahh susah deh ini... pikirku.
Lalu aku menggenggam tangannya, lalu mengatakan lekat-lekat "Di hatiku cuman ada kamu seorang kok"
"Huh, curang... " kata Risna akhirnya "Bodo ah.. ayo naik udah mau jamnya nih, aku bahkan belum abisin ini" katanya sambil menunjukkan kantong plastik belanjaan (atau jarahan kali ya) makanannya.
-Ting!- bunyi Lift tanda kami sudah sampai di lantai yang kami tuju. Ruangan asdos.
Tepat sebelum pintu lift terbuka, Risna mendekati saya, mencium bibir saya sambil meremas Tom and Jerry.
"Umph!" seru saya kaget.
"Rasain, lanjutannya entar! Biar kamu gak konsen ngajar!" kata Risna sambil keluar lift dengan senyum jahat.
Oh mama oh papa... kenapa anakmu ini sekalinya dapet cewek bukan romantis kayak drama korea malah kayak drama JAV sih...
Dengan perut lapar dan Tom and Jerry separuh terjaga. Saya melakukan hal yang mungkin tidak akan dilakukan orang waras lainnya.
Makan di toilet sambil nina boboin Tom and Jerry....
Awas kamu ya Ris, ntar malem tak bikin gak bisa tegak besoknya.. ancamku dalam hati.
Iya, dalam hati, gak bakal berani ancem beneran, masalahnya ni muka uda separo jelek, kalo kena tabok Risna yang makannya segitu banyak kebayang dong tenaganya? yoi, bisa-bisa dari separo jelek, jadi jelek mutlak.
Setelah ganjel perut dan sekalian ganjel idung pake tissue karena memang misteri abadi kalau Toilet cowok segimanapun barunya tetep aja baunya bagaikan berada di sebelah sapi lagi pipis.
Kok tau baunya sapi pipis gimana? jangan pernah meremehkan anak kampung ya. hahahahaha #iniserius
Jadilah saya keluar toilet dengan dua tissue dicolokkan ke hidung sebagai filter 'racun'.
Keluarnya dari toilet, kembali saya bertemu dengan si gadis cantik misterius. Elisa.
SROT!! SROTT!! Itu bunyi saya buru-buru nyemprotin dua tissue yang mangkal di lobang hidung saya sebelum kelihatan sama Elisa saya lagi nyumpelin hidung, gak pake itu aja dia uda ilfeel kayaknya, gimana pake? Bisa dianggap pedofeel #ngaco.
"Eh Elisa, ketemu lagi"
Hmm.. kok suara saya agak sengau dikit ya? pengaruh tissue tadi kah? ah enggak efek, yang penting muka gue setengah ganteng. Pikir saya. Tapi tidak dengan pikiran Elisa.
"Oh.. koko lagi"
"Iya, lama-lama kayak jodoh aja ya"
Elisa tidak mengacuhkan saya. Kami berjalan dengan hening.
Jalan terus...
Terus....
Terus...
Terus ke WC bareng...
Nggak ding, tapi intinya entah gimana jalur yang saya dan Elisa tempuh sama-sama terus.
"Koko ngapain ikutin aku?" tanya Elisa.
"Enggak, koko mau ke 802 kok" kata saya.
"Hah? koko ngajar Lab ********* ********** juga?" tanya Elisa.
"Lha kok tau?" tanya saya bingung.
"Aduh..." gumam Elisa, kemudian dia jalan cepat-cepat dan berbelok masuk ke kelas.
Saya melanjutkan jalan saya... dan berhenti tepat di depan kelas yang Elisa masuki. 802??
Lho??
Weleh... pantesan gadis itu risih. Lagi-lagi dia dapet kelas lab yang diajar oleh saya.
Dan lagi-lagi entah kenapa gadis itu memilih duduk di deretan paling depan lagi. Padahal kelas kali ini tidak begitu ramai mahasiswanya.
Wah-wah... masa iya jodoh sih ama cewek ini?
Tuhan, kenapa yang Kau kirimkan semua cewek jutek sih... meskipun aduhai semua sihhh....
Lihat Semua Daftar Part Terbaru
Source : Kaskus
Silahkan Berkomentar Dengan Sopan :)