Aku Dan Sang Gadis Bermata Indigo Part 6
(After The Storm, Comes The Tsunami)
(After The Storm, Comes The Tsunami)
Yak, setelah ajakan (tantangan) Ratna ke Risna untuk melakukan threesome, Maka postingan kali ini untuk FR-nya...
Nope, gak ada FR
Alasannya bukan karena vulgar atau akan diposting ke forum sebelah.
Tapi karena gak jadi Threesome. Yap, saya gak akan ada-adain dan bilang beneran terjadi karena kenyataannya batal.
Why batal? bukan karena tiba-tiba Godzilla ama Tyranosaurus berdamai terus masak kue bareng.
Enggak! Batalnya itu karena saya backing out. Saya gak mau terlibat sama hubungan s*ks cuman untuk membuktikan siapa yang lebih jago. (Yap, sialnya saat itu saya termasuk orang yang rada kolot. One girl for one relationship).
Jadi saya berusaha keras untuk membujuk Risna yang hanya termakan bujukan Ratna dengan memanfaatkan sifatnya yang memang cepat naik darah untuk mikir-mikir ulang.
Akhirnya Risna mau juga meskipun saya harus mengeluarkan stok cadangan gombalan saya untuk dipake semua, padahal tu gombalan tadinya mau dikeluarin pas dia lagi ngambek ato gimana gitu. Tapi ya udalah. yang penting satu masalah kelar. (meskipun dia maksa foto bugil badan do'i buat dikasih ke Ratna sih...., sebelum ada yang minta, nggak udah gak ada di hape saya tapi dulu pernah uplod entah dimana)
Tapi, bukan saya namanya kalo enggak jadi magnet buat masalah.
Yup, dengan cara yang lain, saya berhasil membuat sang Godzilla marah lagi. (ni cewek emang kerjaannya kalo enggak marah, manyun, manja, mandi, minta dikelonin - pokoknya depannya M semua deh....) (note : bercanda ya Ris - bless u and your fam'z)
Masalah yang saya lakukan ini tapi bukan masalah yang berkaitan dengan Tom & Jerry, walaupun emang masih berkutat karena cewek. Dan cewek yang dimaksud itu adalah.....
Yap, si Ultraman.
Alias Elisa.
Jadi ceritanya begini, seminggu setelah masalah itu. Kembali bersama koko asdos ganteng (#Yakaleee) di mata kuliah yang kebetulan juga dihadiri oleh Elisa.
Setelah perkuliahan yang rada membosankan (iya saya akuin emang bosenin kok) yang berlangsung sekitar 20 menit. Maka supaya bisa lolos dari standar minimal jam perkuliahan, saya memutuskan untuk menggunakan 1 jam 45 menit yang tersisa untuk mengobrol dengan para mahasiswa saya.
Seperti minggu pertama, Elisa masih duduk di tempat duduk paling depan. Masih diam dan bermuka datar seperti biasa. Tapi perbedaan yang saya perhatikan adalah betapa pucatnya dia.
Selain itu, sepertinya dia sangat berusaha bertahan agar matanya tetap bisa terbuka. Dia tampak sangat mengantuk sekali.
Karena itu, akhirnya saya memutuskan untuk memotong obrolan-obrolan tidak jelas kami dalam 45 menit saja (Uh... gaji dipotong deh) dan membubarkan kelas.
Sekilas saya melihat ekspresi sedikit lega ketika akhirnya saya mengumumkan kelas dibubarkan.
Wah.. sampai segitunya anti sama saya kah cewek ini? begitulah pikir saya waktu itu.
Setelah bubar kelas, seperti biasa sang gadis misterius yang mengantuk di kelas itu sudah menghilang entah kemana.
Bukan hal yang baru.. pikir saya.
Sayapun pergi membeli makanan. Kue-kue untuk mengganjal perut sebelum pergi ke kost Risna untuk menjemputnya. Masalahnya kalo ke kost cewek itu tanpa makan dulu pasti ujung-ujungnya.... yah gitu deh, liat susu jadi lupa lapernya, abis itu keroncongan....
Ketika saya membayar kue-kue yang dibeli, saya baru sadar kalau dompet saya sudah menipis. Jadi saya memutuskan untuk ke lantai-2 untuk menarik ATM. Kebetulan di lantai dua banyak tempat kosong untuk bersantai makan. Pikir saya.
Setelah dompet kembali penuh setelah menarik uang di ATM, saya bermaksud untuk mencari tempat makan di lantai itu.
Dan....
tepat di depan mata saya, pemandangan yang sangat tidak bisa dipercaya.......
Ultraman sedang tidur di lantai dengan nyenyaknya dengan udel kemana-mana. (Sorry LIs... it's the truth)
Sekitar beberapa lama saya bengong menatap pemandangan unik itu. Dan akhirnya, lupa akan tujuan awal saya, saya memilih duduk di samping gadis yang sedang tertidur itu.
Benar-benar sih gadis ini....
Tidak lama setelah saya duduk menemaninya, Elisa terbangun.
"Uhh..." gumamnya sambil mengucek-ucek matanya.
"Yo!" sapaku pada wajah mengantuk itu.
Kadang saya kagum dengan cepatnya reaksi cewek bisa berubah.
Elisa yang tadinya masih sangat mengantuk tiba-tiba langsung mundur merapat ke tembok sambil menyilangkan tangan di dadanya dan menatap saya dengan tatapan penuh nafsu membunuh.
"Koko apain aku?" tanyanya mengancam.
"Hah...." desahku "Kagak, saya nggak apa-apain. Justru kamu tuh tidur sembarangan. Udah ngiler, udel kemana-mana lagi"
Dengan reflek, gadis itu menutup mulutnya dengan sebelah tangan dan sebelahnya lagi memegang perutnya.
"Bohong, aku gak ngiler kok" ujarnya.
"Iya emang gak ngiler, tapi yang udel beneran" kataku singkat.
Dan.. wow, ternyata muka gadis ini bisa memerah juga. Tapi masalahnya setelah itu tatapan penuh nafsu membunuhnya muncul lagi.
"Beneran gak apa-apain aku?" tanyanya lagi.
Saya menggeleng "Enggak, justru saya disini biar gak ada yang ngapa-ngapain kamu" jawabku.
Gadis itu tidak menjawab atau berkomentar apa-apa. Hanya menatap saya dengan tatapan menyelidik yang masih penuh dengan hawa pembunuh.
'KRUKKK'
Buset itu suara perut gede bener...
Elisa tampak sangat malu, wajahnya merah padam.
"Hmmm..." saya menggumam sambil mengambil plastik kue-kue yang saya beli tadi. Untung beli banyak. Saya mengambil satu roti dan menyodorkan plastik kue yang masih penuh ke Elisa "Makan ni" kata saya.
Elisa menatap plastik kue itu, kemudian menyembunyikan wajahnya dengan lututnya "Enggak perlu"
"Udahh, ga usah keras kepala. makan!" kataku sambil menyodorkan plastik penuh kue itu lagi "Kalo gak makan saya gak pergi-pergi nih" ancam saya.
Akhirnya Elisa menerima plastik kue itu,mengambil sebuah kue dari dalamnya dan memakannya.
"Good" saya berkomentar dan melanjutkan makan roti saya.
Elisa dan saya melanjutkan makan dalam diam. Sepertinya gadis itu benar-benar lapar karena kuenya dihabiskan dengan cepat.
"Ambil lagi deh, saya beli kebanyakan, kita bagi dua aja mendingan" kata saya. "Udah, ambil, kalo gak abis saya gak pergi-pergi nih" lanjut saya lagi ketika Elisa terlihat ragu untuk mengambil kue lagi.
Elisa mendengus dan akhirnya mengambil satu kue lagi "Beneran pergi ya abis semuanya udah diabisin" katanya.
"Iyaa iyaaa" jawab saya ringan sambil mengunyah.
Diam-diam saya memperhatikan gadis itu makan. Benar, sepertinya dia memang sangat pucat.
"Hei" kata saya membuka percakapan "Kamu kurang tidur ya kayaknya?" tanya saya.
Elisa menatap saya dengan pandangan datar, kemudian melanjutkan makannya "Enggak apa-apa"
"Hmmm.. ya sudah, saya enggak mau kepo. Cuma, jaga diri aja. Kamu kayaknya kost kan? ada saudara di J****** ?" tanya saya.
Elisa menggeleng.
"Nah, makanya jaga diri. Kalo ada masalah, yahhh... saya sih enggak maksa juga, cuman nawarin. Kamu bisa minta tolong kok ke saya" kata saya lagi.
"Enggak perlu" kata gadis itu lagi.
"Okay - okay. Ya udah, jaga diri aja ya. Dan jangan tidur di sini lagi, bahaya" kata saya "Kost kamu jauh? kenapa gak pulang aja buat tidur?" tanya saya.
"Enggak bisa tidur di kost" jawabnya.
Ok... sepertinya gadis ini memang benar sedang ada masalah.
"Kenapa? terganggu di kost? teman-teman kostnya bermasalah?" tanya saya. (Yap, saya udah tau, saya mulai kepo)
Elisa menatap saya sebentar, kemudian akhirnya berkata "Enggak, aku tinggal di rumah kontrakan sendiri kok."
"Terus? homesick?" tanya saya #kepoakut.
"Enggak"
"Masalah cinta?"
"Enggak"
"Masalah.. errr.... kamu di bully di kampus kah?"
Elisa menatapku dengan heran dan seakan aku mahluk aneh.
"Enggak lah"
"Ohh.. soalnya saya lihat kamu gak ada teman" kata saya.
"Ada kok"
"Bukan yang hantu ya"
"Enggak, bukan yang hantu"
"Terus mana temannya?"
"Belum masuk, masih di kampung" jawab Elisa sambil mengambil satu kue lagi.
"Ohh... " gumam saya "Lalu, kalau masalahnya bukan yang sudah saya sebutin masalahnya apa?"
"Koko kepo banget sih" ketusnya.
JLEBB!!
Elisa tersenyum. Jujur saya kaget, gak sangka saja dapet senyuman dari si jutek (sorry again Lis... just telling the old story)
Tapi gadis ini memang sangat cantik kalau senyum (#berharapdimaafkan)
"What?" tanya saya.
"Gak, nggak apa-apa"
Someone tell me, kenapa cewek sangat sulit dimengerti. Tadi dijutekin, sekarang tau-tau dapet senyum. Terus uda dapet senyum ditanya kenapa, jawabannya enggak apa-apa....
"Masalah hantu ko" kata Elisa sembari dia terus mengunyah kue lapis legit.
"UHUKK!!!" saya tersedak "Hah??"
"Koko kan nanya kenapa aku gak bisa tidur di kost? nah, aku udah jawab biar koko gak kepo. Masalah hantu" katanya.
"Hantu?" saya mengkonfirmasi lagi. Takut ta* kuping saya yang sudah menumpuk membuat saya salah mendengar.
Elisa mengangguk "Iya, hantu"
Saya merinding, mengingat kejadian kemarin saat Elisa mengatakan sesuatu mengenai hantu dan 'sesuatu' meniup leher saya.
"Ahahahahahahaha"
gadis itu tiba-tiba tertawa dengan keras.
What?? what??? saya kebingungan.
"Koko gemetar tuuuh!! Ahahahahaha!!!" gadis itu tertawa lagi dengan keras.
Pikiran saya :
1. Buset saya di kerjain.
2. Ternyata gadis ini bisa tertawa seperti itu juga.
3. Gadis ini makin cantik kalau tertawa deh...
4. Semua jawaban diatas benar.
Dan jawabannya sudah jelas...yaitu no. 4.
Saya merasa sedikit gusar karena merasa gadis ini sedang mengerjai saya, tapi dalam saat yang bersamaan saya terpesona oleh gadis ini.
"Orang lagi seriusan ditanya, malah dikerjain" saya bersungut-sungut.
Elisa mencoba menghentikan tawanya "Aku enggak bercanda ko. Emang aku selalu digangguin hantu kok." katanya.
Saya merinding sekali lagi.
"Makanya kalau koko takut hantu jangan dekat-dekat aku deh, bisa ngompol loh" katanya lagi. (gak sangka ternyata kata-kata waktu itu beneran jadi kenyataan... ngompolnya itu lho...)
"Enggak.... saya enggak takut kok.." saya membela diri.
"Yakin? kalo aku kasih unjuk gimana?" tanyanya dengan senyuman jahil.
"Ehh?? hmmm... i-iya enggak apa-apa kok, coba aja" saya mencoba menjawab dengan yakin, tapi apa daya malah suara saya yang keluar sedikit gemetaran.
"Hmm?" Elisa melihat saya dengan senyuman jahil dan menggoda.
Saya menatap Elisa dengan tatapan seyakin mungkin yang bisa saya keluarkan waktu itu. Jujur, saya anti banget sama yang namanya hantu atau yang semacamnya.
"Ehehehe, enggak deh, kasihan ntar ngompol" katanya. Lalu dia sudah bangkit berdiri "Thanks ya ko kuenya, udah abis kan?" tanyanya.
Aku menatap plastik kosong itu. Benar juga.. kapan habisnya ya? pikirku.
"Oh.. koko beneran gak pegang-pegang aku kan?" tanyanya lagi sambil mendelik pada saya.
"Suwer enggak" jawab saya singkat.
"Ya udah, aku percaya" katanya "Thanks ya uda jagain" lanjutnya lagi sambil membereskan tasnya, dan berjalan pergi.
"Jangan tidur disini lagi!!" saya mengingatkan dia.
Dia membalikkan badannya "Abis disini yang bisa jadi tempat tidur.. emang mau dimana lagi?"
"Ya.. tapi bahaya kalo tidur di sini" kata saya. "Emang kost kamu dimana sih?"
"Hmmm... bahaya gak ya kalo aku kasihtau koko?" katanya sambil tersenyum jahil.
"Wee, maksudnya saya cuman kalo emang perlu saya anterin pulang kalo kamu ngantuk begitu" kata saya.
"Dibilangin gak bisa tidur di kost-an gara-gara hantu" katanya.
"Serius nih"
"Serius kok!"
"Terus masa kamu tidur di kampus terus?"
"Aku takut soalnya di kost-an" Elisa memeluk dirinya sambil gemetar.
"Pindah aja" saya menyarankan.
"Udah dibayar untuk 4 tahun" jelas Elisa.
"Hmmm... OH!!" saya mendapatkan ide bagus "Kalau kamu takut sendirian, ajak saja teman kamu nginap"
Elisa mengendikkan bahu "Kalo Cindy lagi di sini aku sudah nginap di tempat dia kali"
"Temen kamu cuman satu??" saya terkejut.
"Emang salah?"
"Enggak salah juga sih.. tapi masa cuman satu?"
Elisa menatapku dengan... entah deh sulit menggambarkan ekspresinya.
"Kalau orang-orang seperti aku memang dijauhi orang ko" kata Elisa.
"Orang-orang seperti apa?"
"Yang bisa ngelihat hantu" katanya singkat.
"Ohh..." pada titik ini saya sedikit kebingungan untuk memutuskan apakah dia serius atau tidak soal hantu ini. Tapi wajahnya terlihat serius. jadi saya memutuskan untuk tidak menentang kata-katanya. "Lalu.. masa kamu tidur di kampus terus?" tanya saya.
"Masa aku tidur di tempat koko?" balasnya.
Saya terdiam. Suwer itu jawabannya enggak saya sangka-sangka.
Sepertinya Elisa menyadari perubahan ekspresi saya "Jangan dibayangin, aku cuman bercanda"
"Oooohhh" jujur, reaksiku saat itu benar-benar terlihat sangat bodoh.
"Udah ya ko. Thanks.." Elisa kembali berbalik pergi.
"Eh bentar!!" Saya beranjak berdiri dan mengejar Elisa.
"Nih, catet nomor koko. Serius, kalo butuh bantuan kamu cari koko aja" kata saya sambil menyerahkan kartu nama saya (maklum baru mulai mendirikan usaha, jadi kartu nama masih banyak nih).
Elisa menatap saya dengan bingung "Koko lagi modusin aku?"
"EEH!!!??? Enak aja!!" Saya gelagapan menanggapi pertanyaan itu "Kagak, sementara temen kamu belum disini aja" tegas saya.
"Ahahahahaha" Elisa tertawa lagi. "Iya-iya, ya udah deh. Gak janji lho ya ko" katanya lagi.
"Kalo kamu ada masalah aja dan butuh bantuan. Kalo enggak ada masalah ya bagus dah" kata saya.
"Iyaaa" kata Elisa sambil menuruni tangga.
Hadehh... pikirku sambil menghempaskan tubuhku duduk kembali.
Saya menggapai kantong saya untuk mencari HP. Lho.. tidak ada...
Saya lupa mengeluarkan HP dari tas setelah selesai mengajar tadi.. pikir saya. Saya mencari-cari HP di tas saya.
"Yap, ada!" seru saya sembari mengeluarkan HP dari tas.
Saya menyalakan layar HP itu dan sepertinya jiwa saya tercekat di tenggorokan.
Keringat dingin mengalir deras di wajah saya.
22 MISSCALL dan 8 UNREAD MESSAGE
From Risna.
#matigue
Nope, gak ada FR
Alasannya bukan karena vulgar atau akan diposting ke forum sebelah.
Tapi karena gak jadi Threesome. Yap, saya gak akan ada-adain dan bilang beneran terjadi karena kenyataannya batal.
Why batal? bukan karena tiba-tiba Godzilla ama Tyranosaurus berdamai terus masak kue bareng.
Enggak! Batalnya itu karena saya backing out. Saya gak mau terlibat sama hubungan s*ks cuman untuk membuktikan siapa yang lebih jago. (Yap, sialnya saat itu saya termasuk orang yang rada kolot. One girl for one relationship).
Jadi saya berusaha keras untuk membujuk Risna yang hanya termakan bujukan Ratna dengan memanfaatkan sifatnya yang memang cepat naik darah untuk mikir-mikir ulang.
Akhirnya Risna mau juga meskipun saya harus mengeluarkan stok cadangan gombalan saya untuk dipake semua, padahal tu gombalan tadinya mau dikeluarin pas dia lagi ngambek ato gimana gitu. Tapi ya udalah. yang penting satu masalah kelar. (meskipun dia maksa foto bugil badan do'i buat dikasih ke Ratna sih...., sebelum ada yang minta, nggak udah gak ada di hape saya tapi dulu pernah uplod entah dimana)
Tapi, bukan saya namanya kalo enggak jadi magnet buat masalah.
Yup, dengan cara yang lain, saya berhasil membuat sang Godzilla marah lagi. (ni cewek emang kerjaannya kalo enggak marah, manyun, manja, mandi, minta dikelonin - pokoknya depannya M semua deh....) (note : bercanda ya Ris - bless u and your fam'z)
Masalah yang saya lakukan ini tapi bukan masalah yang berkaitan dengan Tom & Jerry, walaupun emang masih berkutat karena cewek. Dan cewek yang dimaksud itu adalah.....
Yap, si Ultraman.
Alias Elisa.
Jadi ceritanya begini, seminggu setelah masalah itu. Kembali bersama koko asdos ganteng (#Yakaleee) di mata kuliah yang kebetulan juga dihadiri oleh Elisa.
Setelah perkuliahan yang rada membosankan (iya saya akuin emang bosenin kok) yang berlangsung sekitar 20 menit. Maka supaya bisa lolos dari standar minimal jam perkuliahan, saya memutuskan untuk menggunakan 1 jam 45 menit yang tersisa untuk mengobrol dengan para mahasiswa saya.
Seperti minggu pertama, Elisa masih duduk di tempat duduk paling depan. Masih diam dan bermuka datar seperti biasa. Tapi perbedaan yang saya perhatikan adalah betapa pucatnya dia.
Selain itu, sepertinya dia sangat berusaha bertahan agar matanya tetap bisa terbuka. Dia tampak sangat mengantuk sekali.
Karena itu, akhirnya saya memutuskan untuk memotong obrolan-obrolan tidak jelas kami dalam 45 menit saja (Uh... gaji dipotong deh) dan membubarkan kelas.
Sekilas saya melihat ekspresi sedikit lega ketika akhirnya saya mengumumkan kelas dibubarkan.
Wah.. sampai segitunya anti sama saya kah cewek ini? begitulah pikir saya waktu itu.
Setelah bubar kelas, seperti biasa sang gadis misterius yang mengantuk di kelas itu sudah menghilang entah kemana.
Bukan hal yang baru.. pikir saya.
Sayapun pergi membeli makanan. Kue-kue untuk mengganjal perut sebelum pergi ke kost Risna untuk menjemputnya. Masalahnya kalo ke kost cewek itu tanpa makan dulu pasti ujung-ujungnya.... yah gitu deh, liat susu jadi lupa lapernya, abis itu keroncongan....
Ketika saya membayar kue-kue yang dibeli, saya baru sadar kalau dompet saya sudah menipis. Jadi saya memutuskan untuk ke lantai-2 untuk menarik ATM. Kebetulan di lantai dua banyak tempat kosong untuk bersantai makan. Pikir saya.
Setelah dompet kembali penuh setelah menarik uang di ATM, saya bermaksud untuk mencari tempat makan di lantai itu.
Dan....
tepat di depan mata saya, pemandangan yang sangat tidak bisa dipercaya.......
Ultraman sedang tidur di lantai dengan nyenyaknya dengan udel kemana-mana. (Sorry LIs... it's the truth)
Sekitar beberapa lama saya bengong menatap pemandangan unik itu. Dan akhirnya, lupa akan tujuan awal saya, saya memilih duduk di samping gadis yang sedang tertidur itu.
Benar-benar sih gadis ini....
Tidak lama setelah saya duduk menemaninya, Elisa terbangun.
"Uhh..." gumamnya sambil mengucek-ucek matanya.
"Yo!" sapaku pada wajah mengantuk itu.
Kadang saya kagum dengan cepatnya reaksi cewek bisa berubah.
Elisa yang tadinya masih sangat mengantuk tiba-tiba langsung mundur merapat ke tembok sambil menyilangkan tangan di dadanya dan menatap saya dengan tatapan penuh nafsu membunuh.
"Koko apain aku?" tanyanya mengancam.
"Hah...." desahku "Kagak, saya nggak apa-apain. Justru kamu tuh tidur sembarangan. Udah ngiler, udel kemana-mana lagi"
Dengan reflek, gadis itu menutup mulutnya dengan sebelah tangan dan sebelahnya lagi memegang perutnya.
"Bohong, aku gak ngiler kok" ujarnya.
"Iya emang gak ngiler, tapi yang udel beneran" kataku singkat.
Dan.. wow, ternyata muka gadis ini bisa memerah juga. Tapi masalahnya setelah itu tatapan penuh nafsu membunuhnya muncul lagi.
"Beneran gak apa-apain aku?" tanyanya lagi.
Saya menggeleng "Enggak, justru saya disini biar gak ada yang ngapa-ngapain kamu" jawabku.
Gadis itu tidak menjawab atau berkomentar apa-apa. Hanya menatap saya dengan tatapan menyelidik yang masih penuh dengan hawa pembunuh.
'KRUKKK'
Buset itu suara perut gede bener...
Elisa tampak sangat malu, wajahnya merah padam.
"Hmmm..." saya menggumam sambil mengambil plastik kue-kue yang saya beli tadi. Untung beli banyak. Saya mengambil satu roti dan menyodorkan plastik kue yang masih penuh ke Elisa "Makan ni" kata saya.
Elisa menatap plastik kue itu, kemudian menyembunyikan wajahnya dengan lututnya "Enggak perlu"
"Udahh, ga usah keras kepala. makan!" kataku sambil menyodorkan plastik penuh kue itu lagi "Kalo gak makan saya gak pergi-pergi nih" ancam saya.
Akhirnya Elisa menerima plastik kue itu,mengambil sebuah kue dari dalamnya dan memakannya.
"Good" saya berkomentar dan melanjutkan makan roti saya.
Elisa dan saya melanjutkan makan dalam diam. Sepertinya gadis itu benar-benar lapar karena kuenya dihabiskan dengan cepat.
"Ambil lagi deh, saya beli kebanyakan, kita bagi dua aja mendingan" kata saya. "Udah, ambil, kalo gak abis saya gak pergi-pergi nih" lanjut saya lagi ketika Elisa terlihat ragu untuk mengambil kue lagi.
Elisa mendengus dan akhirnya mengambil satu kue lagi "Beneran pergi ya abis semuanya udah diabisin" katanya.
"Iyaa iyaaa" jawab saya ringan sambil mengunyah.
Diam-diam saya memperhatikan gadis itu makan. Benar, sepertinya dia memang sangat pucat.
"Hei" kata saya membuka percakapan "Kamu kurang tidur ya kayaknya?" tanya saya.
Elisa menatap saya dengan pandangan datar, kemudian melanjutkan makannya "Enggak apa-apa"
"Hmmm.. ya sudah, saya enggak mau kepo. Cuma, jaga diri aja. Kamu kayaknya kost kan? ada saudara di J****** ?" tanya saya.
Elisa menggeleng.
"Nah, makanya jaga diri. Kalo ada masalah, yahhh... saya sih enggak maksa juga, cuman nawarin. Kamu bisa minta tolong kok ke saya" kata saya lagi.
"Enggak perlu" kata gadis itu lagi.
"Okay - okay. Ya udah, jaga diri aja ya. Dan jangan tidur di sini lagi, bahaya" kata saya "Kost kamu jauh? kenapa gak pulang aja buat tidur?" tanya saya.
"Enggak bisa tidur di kost" jawabnya.
Ok... sepertinya gadis ini memang benar sedang ada masalah.
"Kenapa? terganggu di kost? teman-teman kostnya bermasalah?" tanya saya. (Yap, saya udah tau, saya mulai kepo)
Elisa menatap saya sebentar, kemudian akhirnya berkata "Enggak, aku tinggal di rumah kontrakan sendiri kok."
"Terus? homesick?" tanya saya #kepoakut.
"Enggak"
"Masalah cinta?"
"Enggak"
"Masalah.. errr.... kamu di bully di kampus kah?"
Elisa menatapku dengan heran dan seakan aku mahluk aneh.
"Enggak lah"
"Ohh.. soalnya saya lihat kamu gak ada teman" kata saya.
"Ada kok"
"Bukan yang hantu ya"
"Enggak, bukan yang hantu"
"Terus mana temannya?"
"Belum masuk, masih di kampung" jawab Elisa sambil mengambil satu kue lagi.
"Ohh... " gumam saya "Lalu, kalau masalahnya bukan yang sudah saya sebutin masalahnya apa?"
"Koko kepo banget sih" ketusnya.
JLEBB!!
Elisa tersenyum. Jujur saya kaget, gak sangka saja dapet senyuman dari si jutek (sorry again Lis... just telling the old story)
Tapi gadis ini memang sangat cantik kalau senyum (#berharapdimaafkan)
"What?" tanya saya.
"Gak, nggak apa-apa"
Someone tell me, kenapa cewek sangat sulit dimengerti. Tadi dijutekin, sekarang tau-tau dapet senyum. Terus uda dapet senyum ditanya kenapa, jawabannya enggak apa-apa....
"Masalah hantu ko" kata Elisa sembari dia terus mengunyah kue lapis legit.
"UHUKK!!!" saya tersedak "Hah??"
"Koko kan nanya kenapa aku gak bisa tidur di kost? nah, aku udah jawab biar koko gak kepo. Masalah hantu" katanya.
"Hantu?" saya mengkonfirmasi lagi. Takut ta* kuping saya yang sudah menumpuk membuat saya salah mendengar.
Elisa mengangguk "Iya, hantu"
Saya merinding, mengingat kejadian kemarin saat Elisa mengatakan sesuatu mengenai hantu dan 'sesuatu' meniup leher saya.
"Ahahahahahahaha"
gadis itu tiba-tiba tertawa dengan keras.
What?? what??? saya kebingungan.
"Koko gemetar tuuuh!! Ahahahahaha!!!" gadis itu tertawa lagi dengan keras.
Pikiran saya :
1. Buset saya di kerjain.
2. Ternyata gadis ini bisa tertawa seperti itu juga.
3. Gadis ini makin cantik kalau tertawa deh...
4. Semua jawaban diatas benar.
Dan jawabannya sudah jelas...yaitu no. 4.
Saya merasa sedikit gusar karena merasa gadis ini sedang mengerjai saya, tapi dalam saat yang bersamaan saya terpesona oleh gadis ini.
"Orang lagi seriusan ditanya, malah dikerjain" saya bersungut-sungut.
Elisa mencoba menghentikan tawanya "Aku enggak bercanda ko. Emang aku selalu digangguin hantu kok." katanya.
Saya merinding sekali lagi.
"Makanya kalau koko takut hantu jangan dekat-dekat aku deh, bisa ngompol loh" katanya lagi. (gak sangka ternyata kata-kata waktu itu beneran jadi kenyataan... ngompolnya itu lho...)
"Enggak.... saya enggak takut kok.." saya membela diri.
"Yakin? kalo aku kasih unjuk gimana?" tanyanya dengan senyuman jahil.
"Ehh?? hmmm... i-iya enggak apa-apa kok, coba aja" saya mencoba menjawab dengan yakin, tapi apa daya malah suara saya yang keluar sedikit gemetaran.
"Hmm?" Elisa melihat saya dengan senyuman jahil dan menggoda.
Saya menatap Elisa dengan tatapan seyakin mungkin yang bisa saya keluarkan waktu itu. Jujur, saya anti banget sama yang namanya hantu atau yang semacamnya.
"Ehehehe, enggak deh, kasihan ntar ngompol" katanya. Lalu dia sudah bangkit berdiri "Thanks ya ko kuenya, udah abis kan?" tanyanya.
Aku menatap plastik kosong itu. Benar juga.. kapan habisnya ya? pikirku.
"Oh.. koko beneran gak pegang-pegang aku kan?" tanyanya lagi sambil mendelik pada saya.
"Suwer enggak" jawab saya singkat.
"Ya udah, aku percaya" katanya "Thanks ya uda jagain" lanjutnya lagi sambil membereskan tasnya, dan berjalan pergi.
"Jangan tidur disini lagi!!" saya mengingatkan dia.
Dia membalikkan badannya "Abis disini yang bisa jadi tempat tidur.. emang mau dimana lagi?"
"Ya.. tapi bahaya kalo tidur di sini" kata saya. "Emang kost kamu dimana sih?"
"Hmmm... bahaya gak ya kalo aku kasihtau koko?" katanya sambil tersenyum jahil.
"Wee, maksudnya saya cuman kalo emang perlu saya anterin pulang kalo kamu ngantuk begitu" kata saya.
"Dibilangin gak bisa tidur di kost-an gara-gara hantu" katanya.
"Serius nih"
"Serius kok!"
"Terus masa kamu tidur di kampus terus?"
"Aku takut soalnya di kost-an" Elisa memeluk dirinya sambil gemetar.
"Pindah aja" saya menyarankan.
"Udah dibayar untuk 4 tahun" jelas Elisa.
"Hmmm... OH!!" saya mendapatkan ide bagus "Kalau kamu takut sendirian, ajak saja teman kamu nginap"
Elisa mengendikkan bahu "Kalo Cindy lagi di sini aku sudah nginap di tempat dia kali"
"Temen kamu cuman satu??" saya terkejut.
"Emang salah?"
"Enggak salah juga sih.. tapi masa cuman satu?"
Elisa menatapku dengan... entah deh sulit menggambarkan ekspresinya.
"Kalau orang-orang seperti aku memang dijauhi orang ko" kata Elisa.
"Orang-orang seperti apa?"
"Yang bisa ngelihat hantu" katanya singkat.
"Ohh..." pada titik ini saya sedikit kebingungan untuk memutuskan apakah dia serius atau tidak soal hantu ini. Tapi wajahnya terlihat serius. jadi saya memutuskan untuk tidak menentang kata-katanya. "Lalu.. masa kamu tidur di kampus terus?" tanya saya.
"Masa aku tidur di tempat koko?" balasnya.
Saya terdiam. Suwer itu jawabannya enggak saya sangka-sangka.
Sepertinya Elisa menyadari perubahan ekspresi saya "Jangan dibayangin, aku cuman bercanda"
"Oooohhh" jujur, reaksiku saat itu benar-benar terlihat sangat bodoh.
"Udah ya ko. Thanks.." Elisa kembali berbalik pergi.
"Eh bentar!!" Saya beranjak berdiri dan mengejar Elisa.
"Nih, catet nomor koko. Serius, kalo butuh bantuan kamu cari koko aja" kata saya sambil menyerahkan kartu nama saya (maklum baru mulai mendirikan usaha, jadi kartu nama masih banyak nih).
Elisa menatap saya dengan bingung "Koko lagi modusin aku?"
"EEH!!!??? Enak aja!!" Saya gelagapan menanggapi pertanyaan itu "Kagak, sementara temen kamu belum disini aja" tegas saya.
"Ahahahahaha" Elisa tertawa lagi. "Iya-iya, ya udah deh. Gak janji lho ya ko" katanya lagi.
"Kalo kamu ada masalah aja dan butuh bantuan. Kalo enggak ada masalah ya bagus dah" kata saya.
"Iyaaa" kata Elisa sambil menuruni tangga.
Hadehh... pikirku sambil menghempaskan tubuhku duduk kembali.
Saya menggapai kantong saya untuk mencari HP. Lho.. tidak ada...
Saya lupa mengeluarkan HP dari tas setelah selesai mengajar tadi.. pikir saya. Saya mencari-cari HP di tas saya.
"Yap, ada!" seru saya sembari mengeluarkan HP dari tas.
Saya menyalakan layar HP itu dan sepertinya jiwa saya tercekat di tenggorokan.
Keringat dingin mengalir deras di wajah saya.
22 MISSCALL dan 8 UNREAD MESSAGE
From Risna.
#matigue
Lihat Semua Daftar Part Terbaru
Source : Kaskus
Silahkan Berkomentar Dengan Sopan :)